SuaraJogja.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut jumlah dakwah saat ini secara kuantitas sudah banyak, namun dari sisi kualitas masih perlu perbaikan.
"Kalau melihat frekuensi dakwah kita sebenarnya cukup ramai, kapan saja kita buka itu banyak orang dakwah di media sosial, di masjid-masjid, di majelis-majelis, jadi volume memang sudah cukup banyak, mungkin yang perlu ditingkatkan itu kualitas konten-nya [agar] sesuai dengan selera, dengan keinginan, dengan cara yang diminati sekarang ini," kata Ma'ruf Amin, Rabu (14/9/2022).
Menurutnya, penyampaian dakwah harus diurai dengan jelas. Termasuk memberikan contoh kepada para jamaah.
"Cara kita menyampaikannya mungkin jangan terlalu tekstual, perlu uraian-uraian yang sedikit bisa memberikan gambaran yang lebih jelas, ibarat yang lebih menarik," ungkap dia.
Perbaikan kualitas dakwah tersebut, menurut dia, harus dimulai dari perbaikan kualitas pendakwahnya.
"Ada seorang ulama, Ibnu Umar Ra ditanya 'Kenapa omongan orang salaf itu lebih bermanfaat dibandingkan omongan kita?' Apa jawab beliau?. Beliau mengatakan Mereka itu bicara untuk Islam, bicaranya untuk kemuliaan Islam dan kemaslahatan banyak jiwa dan keridhoan Allah," tambah Ma'ruf Amin.
Bagi Ma'ruf Amin, ketika seorang pendakwah berbicara untuk ketenaran dan kemuliaannya sendiri maka perkataannya tersebut tidak bermanfaat.
"Jadi banyak gerakan sedikit hasilnya, padahal dul tidak banyak omongannya tapi hasilnya banyak. Salah satu yang kita nikmati sekarang adalah negeri ini menjadi mayoritas Muslim karena cara mereka menyampaikan," ucap Wapres.
Tugas pendakwah saat ini, lanjutnya adalah bagaimana menjaga umat yang sudah banyak dan baik agar dapat menguatkan akidahnya.
Baca Juga: Unit Usaha Syariah Perbankan Harus Segera Memisahkan Diri
"Jangan sampai omongan kita itu seperti tidak memiliki bekas, tidak ada taksir, tidak ada bekas, nah ini yang mungkin perlu diperbaiki dan diterima oleh khalayak," tutur dia.
Tidak ketinggalan, organisasi Islam juga perlu memikirkan kaderisasi da'i yang bukan sekadar kaderisasi materi melainkan juga kaderisasi pribadi-pribadi para da'i.
Berita Terkait
-
5 Tips Meningkatkan Kualitas Diri bagi Anak Muda, Milllenial Wajib Tahu!
-
Wapres Ma'ruf Amin Paparkan 4 Langkah Bentuk Dunia Kerja Baru Kepada Anggota G20
-
Fakta-fakta Ning Imaz, Pendakwah NU yang Disebut Tolol Eko Kuntadhi saat Jelaskan Ayat Al Quran di Media Sosial
-
Timnas Indonesia akan Berlaga di JIS Jika Infrastruktur Siap 100 Persen
-
Ditanya Habib Novel Alaydrus Kok bisa Jadi Pendakwah Kondang, Ustaz Abdul Somad: Sering Di-bully Semakin Terkenal
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
Terkini
-
UMKM DIY Menjerit, Kebijakan Tak Efektif? DPRD Janji Evaluasi Mendalam
-
Bawaslu Kulon Progo Dorong Peran Perempuan untuk Politik yang Lebih Humanis
-
Penangkapan Aktivis Paul di Jogja: Kronologi Detail, dari Pria Misterius hingga Dugaan Penghasutan
-
Jurnalis CNN Dicekal Gegara Pertanyaan "Di Luar Konteks", PWI Geram
-
Lampu Merah Bebas Pengamen? Jogja Siapkan Jurus Jitu 'Zero Gepeng'