SuaraJogja.id - Seorang guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), Prof Samekto dikabarkan meninggal dunia saat sedang berswafoto di pantai Pulangsawal atau dikenal Pantai Indrayanti, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Sabtu (24/9/2022).
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM, Dina W. Kariodimedjo membenarkan informasi tersebut dan mengungkap bahwa, tim SAR Satlinmas setempat yang telah menolong almarhum, di lokasi.
Kala ditanyai perihal lokasi persemayaman almarhum, pihaknya menyebut hal itu masih dibahas di keluarga almarhum.
"[Disemayamkan] di Balairung atau bukan, sedang dirapatkan oleh keluarga almarhum. Keputusan persemayaman guru besar di Balairung, sepenuhnya ada di pihak keluarga," katanya, Sabtu.
Diketahui, selain memiliki kapasitas intelektual sebagai guru besar di FKKMK UGM, almarhum juga menjabat sebagai Ketua Tim Sel Punca UGM.
Di masa merebaknya pandemi Covid-19, kali terakhir Prof Samekto dan timnya di FKKMK bekerja sama dengan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, mengembangkan terobosan baru dalam terapi pasien Covid-19 dengan menerapkan penggunaan sel punca (stem cell), pada pasien Covid-19 derajat berat.
Pemberian stem cell pada pasien Covid-19 derajat berat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta itu, telah mendapat izin dari BPOM serta telah masuk dalam standar terapi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan.
Mengutip laman RS tersebut, stem cell merupakan suatu sel yang tidak/belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik dan membentuk berbagai jaringan tubuh.
Kala itu, Prof Samekto menyebut, injeksi sel punca yaitu sel induk selama ini baru diterapkan bagi pasien penyakit seperti stroke, jantung, hingga parkinson.
Baca Juga: Berswafoto dengan Rekan di Pantai Indrayanti, Guru Besar UGM Meninggal Terserat Ombak
"Kami kemudian mengembangkan Stem Cell ini untuk kesembuhan pasien corona," terang almarhum, semasa hidup.
Sebelumnya Prof Samekto dan rekannya Dr Susanto tengah berswafoto di sekitar Pantai Indrayanti. keduanya tidak menyadari jika ada ombak besar tiba-tiba datang. Ombak tersebut langsung menghantam kedua civitas UGM tersebut. Keduanya tak sempat menyelamatkan diri.
Namun beruntung, Dr Susanto berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan di bebatuan tebing pantai tersebut. Sang Profesor terseret ombak beberapa puluh meter. Dan ditemukan sekitar 25 meter dari lokasi kejadian.
"Kami langsung bawa beliau ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan," tutur Surisdiyanto.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas