SuaraJogja.id - Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang (1/10/2022) telah merenggut korban jiwa sebanyak 125 nyawa orang tak bersalah melayang.
Tragedi berdarah tersebut telah menyita banyak perhatian publik, tidak hanya nasional bahkan kabar duka yang terjadi seusai derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya tersiar sampai ke mancanegara.
Kejadian yang telah memakan banyak korban nyawa telah menimbulkan perspektif baru di kalangan waarganet. Mereka sepakat berasumsi jika Indonesia telah gagal menjadi negara sepak bola. Karena menurut warganet, modal basis suporter dan fanatisme yang besar ternyata tidak cukup untuk menyandang predikat tersebut.
Berikut 7 alasan terkuat mengapa Indonesia dianggap gagal untuk menjadi negara sepak bola seperti dikutip dari @lingkarfootball.
1. Suporter Anarkis
Disadari atau tidak, fanatisme yang besar bisa menyebabkan pola hidup yang anarkis. Hal itu tergambar jelas dalam dunia sepak bola Indonesia, meski tidak semua seperti itu. Namun klub dengan basis suporter besar kerap terlibat bentrok antar suporter, pemain, atau manajemen klub.
2. Ingin Menang Terus dan Menyandang Status Juara
Kebiasaan yang terjadi di Indonesia, banyak suporter yang menginginkan klubnya selalu memenangkan pertandingan dan semua ingin meraih gelar juara. Padahal gelar juara hanya akan diperoleh oleh satu klub saja. Kurangnya kedewasaan dan kesadaran terhadap prinsip kalah dan menang, akan memicu tindakan anarkisme di kalangan suporter.
3. Tim Keamanan dan Para Aparat Kepolisian Bikin Bahaya
Baca Juga: Bela Aksi Tembak Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Nikita Mirzani: Daripada Polisi Mati Konyol
Tim keamanan dan aparat kepolisian terkadang mengambil tindakan tidak sesuai SOP yang berlaku dalam dunia sepak bola. Hal ini disebabkan karena minimnya sosialisasi regulasi yang dilakukan oleh PSSI selaku induk sepak bola Indonesia kepada pihak yang berwajib.
4. Stadion Belum Standar FIFA
Masih banyak stadion klub peserta Liga Indonesia yang belum memenuhi standr FIFA. Hal ini menjadi catatan penting bagi warganet yang menganggap jika Indonesia gagal menjadi negara sepak bola.
5. Ada Campur Tangan Politik
Isu politik dalam dunia sepak bola Indonesia bukanlah hal yang baru lagi. Setiap peralihan kepemimpinan, isu politik tak bisa dijauhkan dari sepak bola Indonesia. Padahal sepak bola seharusnya harus dijauhkan dengan isu politik.
6. TV Hanya Mengedepankan Rating Daripada Keselamatan Pemain dan Suporter
Banyak yang menyayangkan pemilik hak siar Liga Indonesia lebih mengutamakan rating penonton. Padahal keselamatan para pemain dan suporter seharusnya lebih diutamakan. Kick-off pertandingan yang terlalu malam telah menimbulkan rasa kecewa di kalangan warganet.
7. Panpel Hanya Mengejar Keuntungan
Warganet mengklaim jika Panitia Pelaksana (Panpel) hanya sibuk mencari keuntungan. Beberapa kali Panpel tertangkap basah menjual tiket pertandingan lebih banyak daripada kapasitas stadion yang tersedia.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok