SuaraJogja.id - Perang antara Ukraina dan Rusia yang tidak kunjung usai membuat stok bahan pangan yang diimpor dari Eropa terhambat. Kondisi ini sempat mengancam para penyelengara jasa boga tak bisa menjalankan usahanya karena kelangkaan bahan seperti tepung terigu dan kedelai.
"Kelangkaan bahan pangan yang sampai saat ini masih impor memang berdampak pada [penyelenggara] jasa boga," ujar Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI), Iden Gobel di Yogyakarta, Selasa (04/10/2022).
Padahal lebih dari 70 persen dari 5.000 anggota PJJI di 22 propinsi kolaps selama pandemi COVID-19. Sekitar 80 persen diantaranya merupakan usaha katering pernikahan.
Untuk mengatasi masalah kelangkaan bahan pangan impor, penyelenggara jasa boga berusaha mencari strategi agar tetap bisa mengembangkan usahanya. Diantaranya melakukan diversifikasi menu dengan bahan-bahan lokal.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (jokowi) untuk memanfaatkan pangan lokal. Apalagi diprediksi tahun depan krisis global akan melanda dunia.
"Kalau kami di industri katering dan jasa boga akhirnya menentukan baha-bahan yang kita jual, jadi kita menyuguhkan dan merekomendasi makanan dari bahan-bahan lokal, bukan dari bahan impor," jelasnya.
Bahan lokal yang akhirnya dipilih sebagai pengganti tepung adalah sorgum, tepuk tapioka dari singkong dan tepung beras. Bahah-bahan pangan lokal tersebut digunakan untuk mensuport usaha jasa boga.
Hal tersebut sangat memungkinkan karena Indonesia memiliki keragaman pangan yang luar biasa. Karenanya meski impor bahan pangan tak bisa dilakukan, pilihan bahan pangan lokal banyak tersedia di negeri ini.
"Yang penting kita bisa membiasakan diri [mengkonsumsi] bahan pangan lokal, sehingga perekonomian kita tidak terganggu dan kita bisa berjuang melawan resesi," paparnya.
Baca Juga: Tekan Impor, Kimia Farma Sungwun Akan Produksi 28 BBO hingga 2024
Sementara Sekjen PPJI, Afrinaldi mengungkapkan, para penyelenggara jasa boga terus mencari alternatif bahan pangan lokal untuk mengantisipasi langkanya bahan pangan impor. Meski bukan perkara mudah, inovasi terus dilakukan dalam mengolah bahan pangan lokal.
"Contohnya menggunakan sorgum dari tapioka yang menggantikan tepung," jelasnya.
Diyakini diversifikasi bahan pangan lokal untuk jasa boga bisa berhasil. Apalagi saat ini perekonomian pelaku UMKM di bidang kuliner sudah mulai pulih pasca pandemi.
Kunjungan wisata mancanegara di Indonesia pun sudah naik sebesar 6,396 persen pada pertengahan tahun ini. Hal itu menunjukkan kondisi perekonomian sudah mulai bangkit.
"Hal ini menjadi kesempatan bagi UMKM untuk dapat menggarap wisatawan mancanegara untuk belanja makanan maupun oleh oleh," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- 40 Kode Redeem FF Terbaru 16 Agustus 2025, Bundle Akatsuki dan Emote Flying Raijin Wajib Klaim
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
Terkini
-
Keracunan Makanan Siswa Sleman: Semua Pasien Pulang, Tapi Investigasi Terus Berlanjut!
-
Roy Suryo Buka-bukaan Soal Buku 'Jokowi's White Paper': Dari IPK Jokowi hingga Kajian Forensik
-
Soft Launching Buku Roy Suryo dkk di UGM 'Diganggu', AC dan Lampu Dipadamkan
-
View Menoreh dari Foodcourt Pasar Godean? Ini Rencana Pemkab Sleman
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Pemotretan Road to Prawirotaman Fashion on the Street