Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 05 Oktober 2022 | 11:15 WIB
Tangkapan pelatih Arema FC, Javier Roca saat diwawancara media asing. (Twitter/@tagliasaMultim1)

SuaraJogja.id - Pelatih Arema FC menceritakan insiden pilu yang terjadi di depan mata kepalanya saat diwawancarai oleh salah satu media Spanyol, Senin (3/10/2022).

Javier Roca sangat menyayangkan insiden ini terjadi mengingat tim Arema FC memiliki hubungan dekat dengan para suporter Aremania.

"Kami tidak pernah mengira ini akan terjadi, para pemain memiliki hubungan yang baik dengan para suporter," ungkap Javier Roca kepada media Spanyol, Cadena Ser.

Pelatih Arema FC menceritakan situasi usai pertandingan. Ia mengungkapkan jika dirinya pergi ke ruang ganti lebih dulu sementara para pemain masih berada di dalam lapangan. Setelah sisi jumpa pers Javier Roca mendapati keadaan sudah tak kondusif lagi.

Baca Juga: Berangkat ke Malang Siang Ini, Jokowi Bakal Jenguk Korban Tragedi Kanjuruhan dan Tinjau Stadion Kanjuruhan

"Saya pergi ke ruang ganti, dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya menemukan tragedi dan masalah di dalam stadion. Orang-orang lewat dengan membawa korban di tangan mereka," imbuh Roca.

Ia menceritakan bagaimana dirinya menyaksikan dengan jelas meninggalnya beberapa suporter dalam pelukan para pemain Arema FC.

"Yang paling mengerikan saat korban masuk untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," ujar pelatih 45 tahun itu.

Cerita pilu yang disampaikan Javier Roca kepada salah satu media Spanyol tersebut mendapat perhatian khusus dari kalangan penggemar sepak bola tanah air dan para netizen Indonesia. Mereka sangat menyayangkan dengan adanya gas air mata yang ditembakkan oleh pihak kepolisian.

"Teruntuk bapak polisi, tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap bapak bapak polisi, saya cuman mau bilang jika ingin memberikan peringatan terhadap kami (supporter) tidak usah dengan tindakan kekerasan, tidak usah dengan cara menendang atau pun memukul dengan pentungan yg kalian miliki, apalagi dengan gas air mata, kami bukan se ekor AN***, kami juga manusia sama seperti bapak bapak polisi, yg membedakan kami dan kalian adalah seragam saja, seharusnya bapak bapak polisi itu mengayomi kami, bukan menghakimi kami," ungkap salah seorang netizen.

Baca Juga: Hapus Rivalitas Antar Sesama, Suporter Jateng dan DIY Gelar Doa dan Sholat Ghaib untuk Tragedi Kanjuruhan

"Usut tuntas polisi yang menembakan gas air mata," kata netizen yang lain.

"Musibah bisa datang kapan saja tidak ada yang mengira kerusuhan ini menelan korban jiwa . Byasanya hanya luka-luka dan kerusakan materil," ucap netizen yang lain.

Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia

Load More