Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 11 November 2022 | 13:29 WIB
Suasana ruang kelas SD Muhammadiyah Bogor yang atapnya ambruk di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (8/11/2022). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta memastikan telah memberikan perhatian khusus kepada dunia pendidikan di wilayahnya. Termasuk dengan pengawasan bangunan sekolah yang masih maupun tak layak digunakan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan secara umum inventarisasi terhadap aset-aset pendidikan di Kota Jogja terus dilakukan. Terutama oleh OPD terkait yakni Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga maupun Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP).

"Kalau di Kota Jogja secara umum inventarisasi terhadap aset belanja modal, aset modal khususnya yang (sekolah) negeri ini sudah dilakukan secara optimal oleh Dinas Pendidikan maupun PUPKP di bidang bangunan," ujar Aman kepada awak media, Jumat (11/11/2022).

Sejauh ini, diungkapkan Aman, bahwa kondisi bangunan-bangunan sekolah di Kota Jogja masih terpantau aman dan layak digunakan. Namun tak menutup kemungkinan yang memang rusak parah akan segera diupayakan untuk diperbaiki.

Baca Juga: Atap SD Muhammadiyah Bogor Ambruk, Satu Siswa Meninggal Dunia

"Dan sejauh yang kita pahami semuanya dalam kondisi yang masih terkendali. Artinya yang sangat rusak pasti kita sentuh, kita intervensi, tapi sejauh ini insya allah masih landai. Tidak dibayangkan menjadi isu yang sekarang yang sedang bergulir. Insya allah Kota Jogja masih terkendali untuk itu," paparnya. 

Perhatian Pemkot Jogja ke dunia pendidikan pun tak sebatas ucapan saja. Hal itu turut dibuktikan dengan afirmasi anggaran pendidikan yang tergolong tinggi.

Jika dalam undang-undang, kata Aman, anggaran pendidikan itu disebutkan hanya 20 persen saja. Namun anggaran pendidikan Pemkot Jogja mencapai 26 persen.

"Ya karena afirmasi kita ke dunia pendidikan pun cukup tinggi. Saya katakan bahwa afirmasi untuk anggaran pendidikan itu hampir 26 persen sementara undang-undang menyebutkan 20 persen. Jadi sesungguhnya kita sudah lebih terhadap apa yang dituntut oleh undang-undang," ungkapnya.

Menurutnya dengan prosentase afirmasi anggaran pendidikan yang cukup tinggi itu sudah dapat mencakup atau memberikan perhatian lebih ke persoalan sarana dan prasara di sekolah.

Baca Juga: Selidiki Penyebab Runtuhnya Atap Sekolah, Polisi Libatkan Ahli UGM

"Jadi artinya kita ingin memastikan Pemkot Jogja memberi perhatian yang cukup terhadap sektor pendidikan terhadap dalam hal ini sarana dan prasarannya," tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan sejumlah pemantauan terhadap kondisi gedung sekolah di wilayahnya. Jika memang ditemukan gedung yang tak layak atau rusak parah akan dilakukan rehabilitasi. 

"Kalau ada hal-hal yang harus direhab itu bisa dideteksi sejak dini. Sekolah nanti juga menjabarkan kondisi sarprasnya. Jadi, akan diinput ke dalam data pokok pendidikan sehingga hisa terpantau, misalnya kalau ada kerusakan berat atau sedang," ujar Budi.

Sebelumnya diberitakan, satu orang siswa meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka saat atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor, di Kelurahan Playon, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah istimewa Yogyakarta, tiba-tiba roboh.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (8/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Menurut penjelasan Kepala SD Muhammadiyah Bogor Indah haryani, saat kejadian, ada sekitar 20 siswa yang tengah belajar di ruangan yang atapnya ambruk tersebut

Load More