SuaraJogja.id - Peluang generasi muda baik milenial dan generasi z untuk turut andil dalam Pemilu 2024 nanti cukup besar. Di sisi lain, kabar dan berita hoaks juga menjadi ancaman yang akan dihadapi para generasi muda menjelang pesta demokrasi rakyat ini.
Menanggapai hantaman berita hoaks yang dapat menjadi penggiringan opini bagi anak muda di Pemilu 2024, Korps Mahasiswa Komako Universitas Gadjah Mada (UGM) mendorong anak muda untuk lebih kritis dan mengedepankan cek fakta ketika menerima berita.
Kegiatan diskusi bertema Youth Activism and Fact-Checking: Menjadi Pahlawan Perlawanan Hoaks dalam Menghadapi Tahun Politik 2024 ini digelar bertepatan pada Hari Pahlawan, 10 November lalu.
Narasumber yang mengisi diskusi tersebut, Zainuddin Muda Z Monggilo mengatakan generasi muda harus sadar politik. Hal itu untuk mendorong 60 persen anak muda mengambil peran dalam menentukan dan menata politik Indonesia di masa depan.
Bahkan peluang ini akan semakin besar dengan pengalaman generasi muda dalam kontribusinya menggunakan internet di 2022. Data menyebut andil generasi muda ini menembus angka 100 persen.
Kendati ada peluang besar, narasumber yang juga sebagai Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UGM ini menyebut bahwa tantangan mereka adalah sebaran berita hoaks. Hal itu juga berkaitan dengan gangguan informasi, berupa disinformasi, misinformasi serta malinformasi.
"Bentuk tipu muslihat informasi digital itu dapat dilihat melalui iklan politik yang bisa saja membawa kita pada kesesatan informasi," kata Zainuddin.
Bahkan kabar dan berita hoaks seputar politik itu akan mendominasi menjelang tahun digelarnya pemilu. Di sisi lain, hoaks ini diperparah lagi dengan polarisasi politik, momok pascakebenaran, efek gelembung atau bubble effect, matinya kepakaran, ruang gema dan juga sistem otak yang bekerja lebih emosianal.
"Tapi dengan segala ancaman yang ada, saya masih optimistis dan berharap pada generasi muda untuk menyalurkan suaranya serta mengambil peran melawan hoaks tersebut," terang Zainuddin.
Baca Juga: Rencana Pensiun Jokowi: Kembali ke Solo dan Jadi Warga Biasa
Ia juga menekankan pada sudut pandang kritis dan memperkaya literasi serta cek fakta dalam menghadapi tahun politik mendatang.
Hal itu, kata pelatih cek fakta di Google News Initiative ini bisa dilakukan dengan disiplin verifikasi. Baik mencakup penyuntingan dengan sikap skeptis, memeriksa akurasi data, menghindari asumsi dan bersikap waspada terhadap anonimitas.
Tak hanya itu, tata mitigasi konten digital diperlukan untuk melawan hoaks serta ujaran kebencian.
"Optimalisasi media sosial dengan cerdas dan bijak. Harus cek fakta terlebih dahulu serta aktif melawan tipu muslihat di media sosial," kata Zainuddin.
Ia berharap cara kolaboratif dan diskusi ini menjadi penting dalam menyiapkan generasi muda saat ikut andil dalam berpolitik mendatang.
"Kita berharap menciptakan situasi politik yang bersih, jernih serta kondusif di tahun 2024 bahkan sampai tahun-tahun selanjutnya," kata dia
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
Pilihan
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Memori Besar Terupdate Agustus 2025
-
9 Rekomendasi HP RAM 12 GB Memori 512 GB Termurah Agustus 2025
Terkini
-
Disposal Mortir Jumbo di Sleman Berhasil, Polisi Pastikan Lokasi telah Steril
-
Dahsyat, Mortir 400 Kg Meledak di Sleman, Serpihan Terlempar Hingga 1 Km
-
BRI Buka Pintu Karir Impian! BFLP 2025 Hadir dengan Konsep Baru yang Lebih Inklusif
-
Skandal Haji Diungkap KPK, 10 Agen Travel Diduga Terlibat Korupsi Kuota Jemaah
-
TPR Pantai Selatan Pindah Lokasi, Kebocoran Retribusi di Bantul Bisa Teratasi