Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 22 November 2022 | 14:59 WIB
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah. [Suarajogja.id / Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah menyebut masih banyak lulusan sarjana dan diploma di Indonesia yang sulit terserap lapangan kerja atau kini dalam kondisi menganggur. Walaupun memang secara keseluruhan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia tahun 2022 sudah mengalami penurunan.

"Pengangguran kita sebenaranya turun ya. Di 2022 ini dibandingkan dengan 2021 pengangguran kita sekarang TPT-nya adalah 5,8 sedangkan pada tahun 2021 TPT kita 6,2," kata Ida kepada awak media di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (22/11/2022).

Namun, diungkapkan Ida, dari prosentase pengangguran itu masih banyak ditemui lulusan sarjana dan diploma yang masuk di dalamnya. Bersandingan dengan profil lulusan pendidikan SMA atau SMK.

Menurutnya persoalan yang tengah terjadi adalah ketidaksesuaian kompetensi para lulusan tersebut dengsn dunia kerja saat ini. Sehingga pengangguran itu masih banyak ditemui.

Baca Juga: Survei: Kelompok Tani sampai Pengangguran Unggulkan Prabowo Sebagai Calon Presiden 2024

"Nah memang kalau dilihat dari profil lulusan pendidikan SMA dan SMK itu tinggi (angka pengangguran). Kemudian di bawahnya itu adalah diploma dan sarjana. Masih banyak sarjana yang tidak bisa atau masih menganggur karena ada missmatch," tuturnya.

"Tidak ada link and match. Kebutuhan pasar industri tidak sama dengan kompetensi yang dimiliki oleh adik-adik kita yang lulusan SMK, SMA dan diploma," imbuhnya.

Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Ketenagakerjaan tidak tinggal diam begitu saja. Sejumlah upaya terus dilakukan untuk menekan angka pengangguran itu.

"Maka yang dilakukan pemerintah adalah membangun link and match. Pemerintah sekarang punya Perpres 68 tahun 2021 itu agar pendidikan dan pelatihan vokasi dilakukan, direvitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi diintegrasikan dengan industri," ujarnya.

Hal itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari industri itu sendiri ke depan. Di sisi lain, para lulusan bisa memiliki persiapan lebih matang jauh-jauh hari.

Baca Juga: Survei PWS: Wong Cilik Pilih Prabowo di 2024, Kaum Pengangguran Minta Lapangan Pekerjaan Diperbanyak

"Sehingga kebutuhan industri itu tersuplai oleh persiapan yang dilakukan selama mereka mendapatkan pendidikan dan pelatihan vokasi," tandasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara keseluruhan jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2022 mencapai 5,86 persen atau 8,42 juta orang.

Angka TPT 2022 mengalami penurunan sebesar 0,63 persen dibandingkan kondisi pada Agustus 2021.

TPT laki-laki sebesar 5,93%, lebih tinggi dari TPT perempuan yang sebesar 5,75%. Walau demikian, TPT laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,81% poin dan 0,36% poin jika dibandingkan pada Agustus 2021.

Apabila dilihat dari tempat tinggal, TPT perkotaan sebesar 7,74%, jauh lebih tinggi dibandingkan TPT pedesaan yang hanya sebesar 3,43%.

Jika dilihat dari kelompok umur, kelompok umur muda (15-24 tahun) merupakan TPT tertinggi yaitu mencapai 20,63%. Sementara itu, TPT penduduk tua (60 tahun ke atas) merupakan kelompok yang paling rendah yaitu sebesar 2,85%.

Load More