SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pihak untuk berfokus memperkuat program hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Indonesia. Hal itu dilakukan agar Indonesia dapat semakin menjadi negara yang mandiri berdaulat dan menjadi negara maju.
"Kita ingin melakukan industrialisasi hilir atas kekayaan kita. Agar nilai tambah ada di negara kita, agar Indonesia semakin mandiri, berdaulat dan menjadi negara maju," kata Jokowi dalam sambutan virtual peringatan Dies Natalis ke-73 Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (19/12/2022).
Menurutnya melalui proram hilirisasi SDA, Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi negara maju dengan nilai tambah di dalam negeri. Kondisi itu juga penting untuk semakin menegaskan kedudukan bangsa Indonesia yang tak ingin lagi dipaksa-paksa oleh negara lain dalam mengambil kebijakan.
Salah satu cara yang harus dilakukan dengan terus memperjuangkan posisi Indonesia dalam percaturan politik internasional atau global. Dengan memperkuat kapasitas internal di dalam negeri sendiri
Baca Juga: Serba Bisa! Usai Jadi Juru Bicara, Kini Jan Ethnes Unjuk Kebolehan Bermain Basket
Jokowi menilai Indonesia sudah berhasil menunjukkan hal itu dari perhelatan Presidensi G20 kemarin. Dimana Indonesia tak hanya melakukan deklarasi pada saat konflik global tengah memanas.
Melainkan juga diklaim dapat merealisasikan proyek-proyek riil untuk memecahkan masalah kemanusaiaan dan perekonomian global. Termasuk dengan keterlibatan Indonesia dalam KTT ASEAN-Uni Eropa kemarin.
"Di dalam KTT ASEAN-Uni Eropa beberapa waktu lalu posisi Indonesia juga sangat tegas dalam kerjasama, bukan hanya maju bersama tetapi juga maju setara," tegasnya.
"Tidak ada satu pihak pun yang berhak memaksakan kehendak dan mengunakan standarnya yang dipaksakan ke pihak lain," imbuhnya.
Jokowi menyebut bahwa masa-masa kolonial yang dialami Indonesia meninggalkan trauma berkepanjangan. Oleh sebab itu Indonesia harus tetap didorong menjadi sebuah negara yang mandiri dan berdaulat.
Baca Juga: Tak Lagi Menjabat, Jokowi Bakal Terima Rumah Luas Dan Pensiun Sebanyak Ini
"Masa-masa kolonial telah meninggalkan trauma panjang bangsa kita. Kita dipaksa kerja paksa, kita di paksa tanam paksa, saat ini kita tidak mau dipakasa-paksa. Termasuk kita tidak mau dipaksa untuk ekspor pasar," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, ia mengajak seluruh keluarga besar UGM untuk berperan penting dalam peningkatkan martabat dan kemandirian bangsa Indonesia. Serta dapat mewujudkan kedaulatan, kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia keseluruhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
Terkini
-
Tambang Nikel Raja Ampat jadi Sorotan: DPR Tegur Menteri, Ada Apa?
-
Pilihan Guest House Samarinda yang Cozy dan Terjangkau untuk Liburan Hemat
-
Klitih Kembali Resahkan Sleman: 3 Terduga Pelaku Diamankan di Condongcatur
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta