SuaraJogja.id - Sistem Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 mendatang masih terus menjadi topik hangat belakangan ini. Menyusul wacana yang kembali bergulir tentang pemberlakuan sistem proporsional tertutup pada pesta demokrasi tahun depan.
Menyoroti hal tersebut, Pakar Hukum Tata Negara UGM, Andi Sandi Antonius memberikan sedikit catatannya terkait dengan sistem pemilu di Indonesia. Ia menilai bahwa penggantian sistem pemilu tidak perlu dilakukan setiap lima tahun sekali.
"Satu catatan saya tentang sistem pemilu kita, kira-kira bisa tidak ya sistem pemilu itu tidak selalu diganti setiap 5 tahun sekali. Kenapa? Karena kita tidak akan pernah mapan dengan satu sistem," kata Andi dalam acara Pojok Bulaksumur di UGM, Kamis (12/1/2023).
Menurutnya sejak era pasca reformasi hampir setiap gelaran pemilu ada perubahan sistem. Padahal hal itu bukan menjadi solusi dari persoalan yang ada selama ini.
Baca Juga: 8 Fraksi Dukung Sistem Proporsional Terbuka, PAN Minta MK Pertimbangkan Uji Materi Sistem Pemilu
"Jadi coba lihat pasca reformasi kita sangat sering setahun menjelang pemilu undang-undangnya diganti, sistemnya baru lagi. Ini ibaratnya gini, saya enggak bisa nyetir tapi saya salahkan mobilnya," terangnya.
Perubahan-perubahan yang terlalu sering itu tidak terlepas dari sisi legal tentang sistem pemilu yang didelegasikan ke undang-undang. Sehingga kondisi itu membuat sistem itu akan bergantung pada pembentuk undang-undang sendiri.
"Kalau hari ini pembentuk undang-undang mengeluarkan undang-undang baru, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi di negara-negara lain ada beberapa sistem yang diatur di konstitusi jadi tidak berubah," tandasnya.
Wacana penundaan pemilu juga tak luput disoroti. Ia menyatakan hal itu, termasuk isu perpanjangan masa jabatan periode presiden adalah pelanggaran berat.
"Karena kalau di undang-undang dasar itu jelas 5 tahun, enggak ada plus, lebih satu detik aja sudah melanggar konstitusi," tegasnya.
Baca Juga: Pakar Hukum: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Tetap Konstitusional
"Jadi tetap 5 tahun yang menjadi permasalahan sekarang itu kan orang selalu mendeskriditkan penyelenggara pemilu bahwa mereka tidak bisa distribusi logistik," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Chef Arnold Ngaku Dikasih Lihat Ijazah Asli Jokowi Saat Sambangi Rumah di Solo: Saya Ngintip...
-
Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
-
Usai Kasus Predator Seks Guru Besar hingga Mahasiswi KKN Dihamili, Ini Dalih Kemen PPPA Gandeng UGM
-
Selain Ijazah, Risman Sianipar Soroti Skripsi Jokowi yang Ternyata Berbeda dengan Teman Seangkatan
-
Datang ke UGM, Roy Suryo Ungkap Jurusan yang Diambil Jokowi Tak Ada
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM