SuaraJogja.id - Pasar Giwangan dipilih sebagai pusat pengolahan sampah yang datang dari seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Seluruh sampah produksi pasar-pasar tradisional itu akan diolah lagi sebelum akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menuturkan pemilihan lokasi Pasar Giwangan sebagai pusat pengolahan sampah itu bukan tanpa alasan. Pihaknya melihat dari lokasi pasar tersebut strategis dan masih cukup luas untuk dimanfaatkan.
"Jadi ini akan menjadi pool (pusat pengolahan) utama kita semuanya, karena untuk pool sampah kan juga membutuhkan tempat yang cukup luas dan kami melihat Pasar Giwangan ini masih ada lah tempat untuk melakukan penempatan samacam poolnya sampah ini," kata Veronica kepada awak media, Kamis (19/1/2023).
Untuk mendukung operasionalnya, Disdag Kota Jogja turut akan membuat kantor manajemen di lokasi tersebut. Nantinya semua sampah yang diambil dari pasar-pasar tradisional di Kota Jogja akan dikumpulkan di Pasar Giwangan untuk dipilah lagi.
Baca Juga: Berpotensi Ganggu Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta Imbau Masyarakat Tak Konsumsi Ciki Ngebul
Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengatur persoalan sampah di Kota Jogja khususnya dari pasar tradisional. Termasuk mendukung kebijakan pemerintah untuk gerakan zero sampah anorganik.
"Kami sebenarnya sudah lama melakukan pengolahan sampah organik atau anorganik. Kita bekerja sama dengan teman-teman paguyuban dan kebersihan," terangnya.
Disampaikan Veronica, pemilahan dan pengolahan sendiri sebenarnya sudah dilakukan di masing-masing pasar tradisional. Dari 29 pasar tradisional di Kota Jogja tercatata sudah ada 20 bank sampah sampai sejauh ini.
"Kami kan punya 20 bank sampah dari 29 pasar itu dan teman-teman sudah melakukan selama ini. Kalau mengikuti yang di Pasar Beringharjo itu anorganiknya sudah benar-benar dipilah, baru kemudian organik juga kita kirim ke TPA," urainya.
"Tetapi mulai sekarang anorganik itu juga harus benar-benar dilihat juga, mana yang residu, mana yang bisa direcycle," imbuhnya.
Baca Juga: Miris! Yogyakarta Jadi Daerah Termiskin di Pulau Jawa
Berita Terkait
-
Sampah Lebaran: Masalah Lama, Belum Ada Solusi
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International
-
Geger! Jasad Bayi Ditemukan di Tumpukan Sampah Tanah Abang, Terbungkus Handuk Pink!
-
Kumpulkan Gadget Bekas untuk Jaga Bumi, Solusi Mudah Daur Ulang E-Waste
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital
-
Deadline Penggusuran di Depan Mata, Warga Lempuyangan Lawan PT KAI: "Bukan Asetmu, Ini Tanah Kami
-
Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan