SuaraJogja.id - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masuk ke dalam wilayah dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sebaran penyakit campak. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY kasus penyakit campak selama tahun 2022 lalu mencapai 48 kasus.
"Ya kita termasuk yang memiliki KLB campak, karena KLB campak itu didefinisi operasionalnya apabila ada dua positif campak dalam satu kesatuan epidemiologis," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DIY Setyarini Hestu Lestari saat dihubungi awak media, kemarin.
Rini merinci bahwa 48 kasus campak di DIY itu tersebar di seluruh kabupaten kota yang ada. Tercatat ada 16 orang dari masing-masing Kabupaten Bantul dan Sleman, 9 orang dari Kota Jogja, Kabupaten Kulon Progo 6 orang dan Gunungkidul ada 1 orang. Tambahan 1 orang dari luar DIY.
Pihaknya menduga ada beberapa penyebab sebaran kasus campak di wilayahnya. Salah satunya terkait dengan daya tubuh yang kurang bagus.
Baca Juga: Minta Warga Jakarta Segera Vaksin Booster Tahap Kedua, PJ Gubernur DKI Heru Budi: Wajib!
Meski tak dipungkiri juga bisa dimungkinkan dari belum divaksinnya anak-anak atau pasien campak tersebut. Walaupun memang capaian vaksinasi di DIY sendiri untuk campak sudah di atas 90 persen.
Diungkapkan Rini, cangkupan vaksin campak atau Measles Rubella (MR) di DIY pada tahun 2022 kemarin sudah mencapai 97,72 persen. Sedangkan cangkupan booster MR mencapai 94,87%.
"Kalau yang ini (campak) kan termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Jadi memang kemudian kenapa anak-anak kita bayi dan balita wajib divaksinasi campak," ujarnya.
"Namun juga bisa saja karena daya tahan tubuh yang tidak bagus. Kemudian dia mungkin pergi ke daerah yang ada kasus campaknya atau mungkin ketamuan, bisa saja karena daya tahan yang tidak bagus," sambungnya.
Ia menuturkan bahwa pasien campak sendiri mulai dari anak-anak di bawah lima tahun hingga yang berusia belasan tahun. Sedangkan penularan sendiri paling sering ditemukan melalui droplet.
Baca Juga: Daftar Vaksin Covid-19 untuk Kombinasi Booster Kedua, Sudah Tersedia Mulai Hari Ini!
"Untuk antisipasi ke depan tetap teman-teman melakukan vaksinasi agar dilakukan dengan baik. Kemudian edukasi pada masyarakat maupun pelayanan vaksinasi tetap kita gerakkan," tandasnya.
Vaksinasi campak sendiri, kata Rini dapat diakses secara gratis oleh masyarakat melalui fasyankes atau puskesmas terdekat. Selain vaksinasi, orang tua diimbau untuk lebih memperhatikan kondisi anaknya.
"Sebenarnya itu juga gampang ya melihat tanda-tanda itu. Nek ada anak yang kena campak ojo njuk (jangan terus) keluar. Supaya tidak menularkan ke orang lain. Jadi kalau ada anak-anak dengan tanda-tanda panas, batuk, ruam merah-merah di belakang telinga dari situ biasanya udah orang tua yang menjaga anaknya agar tidak keluar," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dear Pawrents, Kapan Kucing Bisa Vaksin Setelah Melahirkan? Jangan sampai Anabul Sakit
-
Vaksin BCG Produksi Bio Farma Resmi Dapatkan Label Halal
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
-
Kasus Campak Meroket di Berbagai Negara Tetangga Indonesia, Mengapa?
-
Cek Fakta: Vaksin Covid Mengandung Sebagian Virus HIV
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital