SuaraJogja.id - Pendiri sekaligus pemimpin Pondok Pesantren (ponpes) waria Al Fatah Yogyakarta, Shinta Ratri meninggal dunia pada Rabu (1/2/2023) pagi. Kepergian salah satu aktivis waria Indonesia itu meninggalkan kesedihan bagi para kerabat dan keluarganya.
Sekretaris Ponpes Al Fatah Yogyakarta, Y S Albuchory mengatakan bahwa Shinta sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Kedetakan itu dibuktikan dengan saling mengenalnya keluarga satu sama lain.
"Hubungan saya dengan almarhum ibu Shinta itu sudah seperti ibu sendiri menjadi bagian dari keluarga juga. Beliau juga kenal dengan keluarga saya, adik saya, ponakan, sebaliknya saya kenal dengan keluarga beliau," kata Albuchory, ditemui di rumah duka, Rabu (1/2/2023).
Menurutnya, Shinta merupakan sosok yang sangat baik. Tidak hanya itu, tapi juga humoris dan bahkan disebut tak bisa marah.
Ia menilai Shinta adalah pribadi yang tangguh dan tak jarang sosoknya selalu menjadi panutan bagi orang-orang di sekelilingnya. Terkhusus bagi para waria yang telah bergabung dalam ponpes.
"Jadi hari-harinya itu diisi dengan penuh ceria ya. Tapi bukan berarti beliau tidak konsentrasi, beliau itu tipikal yang saya bilang tangguh sosok yang kuat. Bahkan ada hal-hal di situ yang bisa jadi cerminan teman-teman. Artinya dengan karakter beliau yang jarang sekali melihat sedih," terangnya.
Senada, Aktivis waria dari Yayasan Kebaya, Rully Mallay menyatakan bahwa Shinta adalah sosok yang berperan penting dalam komunitas waria. Berbagai pemikiran dan tindakannya selalu menjadi panutan banyak orang.
Bahkan pemikiran-pemikiran Shinta itu juga sudah diakui di dunia. Dengan berbagai penghargaan yang diterimanya beberapa waktu lalu mulai dari Inggris hingga Spanyol.
"Shinta pemimpin yang membawa komunitas ini pada perubahan dan beliau salah satu tokoh pemikir transpuan yang hebat. Terutama dalam melanjutkan dan membawa ponpes waria," ujar Rully.
Baca Juga: Shinta Ratri dan Semangat Hadirkan Persamaan Hak bagi Waria untuk Beribadah
Semasa hidupnya Shinta dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) khususnya hak-hak kelompok transpuan alias waria, sama seperti dirinya.
Dia aktif bergerak di komunitas yang memberdayakan orang-orang sepertinya agar tetap bisa mandiri walau dipandang miring oleh para tetangganya. Shinta merupakan ketua Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO).
Meski kerap dianggap menyimpang, Shinta tak melupakan kewajibannya terhadap Tuhan. Dia bahkan mendirikan Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta sebagai tempat bernaung para transpuan yang sedang mencari Tuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Proses Berlanjut, Terduga Pelaku Pemukulan Ojol di Sleman Diserahkan ke Polisi
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November