SuaraJogja.id - Jajaran kepolisian, dalam hal ini KBO Satreskrim Polresta Sleman Iptu Safiudin, angkat bicara soal pesan berantai dugaan penculikan yang mulai meresahkan di Kabupaten Sleman.
Safiudin mengungkap, sampai saat ini belum ada laporan penculikan anak yang dilaporkan ke jajarannya. Sehingga menurutnya, kabar penculikan yang beredar di khalayak adalah hoaks.
"Masyarakat tidak perlu resah. Kami ikut memantau sekolah maupun tempat-tempat dari putra/i warga Sleman dan sekitarnya," kata dia, kala dijumpai di lobi Mapolresta Sleman, Kamis (2/2/2023).
Ia menambahkan, pihaknya hingga kini turut menyelidiki awal mula pesan berantai itu disampaikan. Tentunya, bekerja sama dengan instansi lain terkait, Polda DIY hingga Polsek.
Ia juga memberikan pandangannya, mengenai adanya dugaan pola tertentu yang mungkin muncul; mengingat viralnya pesan berantai 'penculikan anak' bukan hanya terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta melainkan juga beberapa daerah lain.
"Itu yang masih kami dalami," ucapnya.
Sementara itu, pada 31 Januari 2023, Dinas Pendidikan Sleman mengeluarkan surat edaran (SE) menanggapi pesan berantai yang muncul.
Dalam SE itu, Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana, meminta beberapa hal terkait peningkatan kewaspadaan kepada pemimpin PAUD, SD, sekolah menengah dan wali siswa.
Pihak-pihak terkait yang disebut dalam SE, diminta pula untuk melakukan pengawasan, perlindungan dan pengamanan di lingkungan sekolah masing-masing. Khususnya terhadap orang asing atau orang tidak dikenal dengan gerak-gerik yang mencurigakan.
Baca Juga: Cegah Penculikan Anak, Disdik Padang Wajibkan Sekolah Punya Tenaga Sekuriti
"Memberikan sosialisasi dan arahan terhadap siswa, agar berhati-hati berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal," ujarnya, dalam SE itu.
Sekolah harus mengefektifkan peran keamanan sekolah dan guru, untuk memantau siswa khususnya di jam istirahat, pulang sekolah dan jam ekstra kurikuler.
Berikutnya, sekolah harus menugaskan guru untuk mengawasi siswa selama menunggu jemputan. Selain itu, sekolah harus menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua siswa dan mengenali keluarga siswa yang menjemput saat pulang sekolah.
"Sekolah harus menghubungi orang tua siswa jika terjadi keterlambatan penjemputan," demikian imbauan Ery dalam SE itu.
Satu Hari, Dua Pesan Berantai Muncul di Sleman
Sebelumnya diberitakan, sebuah pesan berantai beredar di kalangan pengguna aplikasi WhatsApp di Kabupaten Sleman, pada Selasa (31/1/2023) siang.
Pesan yang juga diterima oleh Suara.com berbunyi sebagai berikut:
Salam sehat penuh semangat
Memberitahukan :
1. Anak-anak *pulang jam 12.30 wib*, mohon dijemput tepat waktu. Maaf sekali jika pengumumannya mendadak pagi ini.
2. Kami mendapat kabar dr SDN Tajem kalau ada 3 siswa mereka hampir saja menjadi korban penculikan, bahkan leher dari 2 siswanya telah diberi tanda. Untungnya anak ketiga sigap dan langsung mengajak temannya lari.
Kami sdh share hal ini ke anak-anak juga. Mari kita waspada dan menjaga anak-anak kita.
Demikian info pagi ini. Terima kasih perhatiannya
Kala dimintai konfirmasi, saat itu Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana mengaku masih belum menerima laporan. Mendengar adanya pesan berantai tersebut, ia langsung bergegas meminta keterangan kepada Kepala Bidang terkait dan sekolah yang namanya disebut dalam pesan.
Kemudian pada hari yang sama juga muncul pesan berantai, dengan bunyi berbeda, dengan isi tulisan seperti di bawah ini:
"Info dari Bhabinkamtibmas Margodadi bahwa kemarin hari Kamis tgl 26 Januari 2023 sekitar jam 09.00 wib (jam istirahat sekolah), ada anak An. Hafiz kelas 3 SD N Gendengan warga Grogol Margodadi Seyegan sedang duduk di bok (pintu masuk lapangan Gendengan) / selatan Angkringan Pak Sukri, tidak berapa lama datang orang tidak di kenal mengendarai mobil kemudian memberikan permen kepada anak tersebut, dan orang tidak di kenal tersebut bilang besuk mau datang lagi, sambil pergi.
Selanjutnya permen tersebut di makan oleh anak tersebut dan tidak berapa lama anak tersebut merasa pusing dan mual, kemudian anak tersebut masuk ke sekolah.
Ternyata ada 3 orang anak yang sudah di beri permen, akan tetapi yang 2 orang anak tersebut membuang permen tersebut.
Dengan kejadian tersebut agar para orang tua berhati-hati dan menasehati anak-anaknya.
Demikian ,"
Kanit Reskrim Polsek Seyegan Iptu Agus Suparno membenarkan kronologi yang ada di dalam pesan berantai. Hanya saja ada beberapa poin yang berbeda; anak yang diberi permen hanya satu orang.
Setelah memberi permen kepada satu anak, mobil putih yang tak diketahui pengendara dan nomor polisinya itu langsung beranjak, menuju ke arah selatan.
Tidak ada upaya pelaku pemberi permen menarik atau mengajak anak pergi dari sekolah, lanjut Agus.
Selain itu, ia belum bisa memastikan penyebab pusing yang dialami anak tersebut dikarenakan permen dari orang tak dikenal atau faktor lain. Siswa yang diberi permen sudah masuk sekolah seperti biasa.
"Tadi kami sudah ke sekolahnya, kalau dugaan penculikan dan sebagainya kami belum bisa memastikan. Karena memang masih kami selidiki," terang Agus.
Agus Suparno menambahkan, pihak kepolisian meminta kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan bersama-sama mengantisipasi.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Pesan Berantai Dugaan Percobaan Penculikan Anak, Disdik Sleman: Kami Minta Sekolah dan Orang Tua Hati-Hati
-
Geger Pesan Berantai Kasus Penculikan Anak Diambil Organ Dalamnya di Banyumas, Bikin Resahkan Orangtua
-
Heboh Pesan Berantai Video Penculikan Anak: Cek Dulu, Jangan Asal Sebar Di Medsos!
-
Pesan Berantai Penculikan Anak di SDN 1 Way Dadi Menyebar, Polisi: Itu Hoaks
-
Heboh Pesan Berantai Penculikan Anak di Bekasi, Warga Dibuat Geram dengan Fakta yang Terungkap
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Bantul Siaga Api: BPBD Gencar Edukasi Apar, 140 Kebakaran Terjadi Tahun Ini
-
Carut-Marut Royalti Musik Indonesia: Kapan Musisi Bisa Hidup Layak dari Karyanya?
-
Bandara Adisutjipto Kembali Menggeliat, Kini Bisa Terbang ke Surabaya hingga Terkoneksi ke Bali
-
Persiku Tumbang di Kandang: PSS Sleman Manfaatkan Kelengahan Lini Belakang
-
Bupati Sleman Kaget! Ada Surat Perjanjian Makan Bergizi Gratis yang Membungkam Dugaan Keracunan