SuaraJogja.id - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, Hantoro menyoroti wacana pelarangan bus pariwisata untuk masuk ke dalam wilayah Kota Jogja. Menurutnya harus ada rencana yang matang dan melibatkan banyak pihak sebelum aturan itu diterapkan.
"Seharusnya kalau kita seperti itu masterplan Kota Jogja harus diperbaiki, bagaimana izin-izin tentang hotel, izin-izin yang untuk pusat oleh-oleh," ujar Hantoro, dihubungi awak media, Selasa (14/3/2023).
"Itu sebenarnya dari swasta pihak oleh-oleh itu sudah mulai sadar, sudah geser keluar luar Kota Jogja. Kalau misalkan tidak diikuti ya sama saja, mengapa kita mengkampanyekan untuk orang berwisata ke Jogja," sambungnya.
Menurutnya keputusan itu harus dipikir dan dipertimbangan dengan matang. Tidak terkecuali untuk dengan melibatkan berbagai pihak dalam pembuatan aturan itu.
"Ya kalau prinsipnya dari kami pihak operator diberhentikan di terminal ndak masalah wong solarnya tidak berkurang banyak," ucapnya.
Jangan sampai, kata Hantoro, kebijakan yang diterapkan itu nanti tidak menyelesaikan masalah. Namun justru menimbulkan persoalan baru yang merugikan bagi Jogja sendiri.
Mengingat di Jogja sendiri ada banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Di sisi lain wisatawan juga tentunya akan memilih transportasi yang efisien, efektif dan tentunya terjangkau.
"Jadi boleh-boleh saja kebijakan, tapi harus diperhitungkan sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab bagaimana, ke depan untuk mengatasi jumlah tamu yang masuk ke Kota Jogja. Jangan sampai nanti ke Jogja malah lebih mahal daripada ke Singapura," terangnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mewacanakan pelarangan bus pariwisata untuk masuk ke dalam wilayah kota ketika musim liburan. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk memecah kemacetan yang berlangsung.
Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan lahan parkir di sekitar Terminal Giwangan. Nantinya lahan parkir itu yang bisa dimanfaatkan oleh bus-bus pariwisata untuk menurunkan penumpangnya.
Pejabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sumadi menuturkan percobaan wacana tersebut akan dimulai pada tahun 2023 ini. Pihaknya mengklaim bahwa wacana itu sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah DIY.
"Prinsipnya Pak Gubernur setuju dan Menhub setuju. Nanti kita dapat 2,6 hektar lahan di Terminal Giwangan untuk parkir bus wisata," tutur Sumadi.
Dipaparkan Sumadi, penumpang bus yang diturunkan di Terminal Giwangan nanti akan disediakan shuttle. Mereka akan diantar ke Kota Jogja menggunakan angkutan tersebut.
"Rencana ada dua alternatif (shuttle) dari Kementerian, atau kalau tidak kita efektifkan Transjogja pada sabtu dan minggu atau long weekend kita alokasilan jadi shuttle. Transjogja tarif seperti biasa tarif murah hanya Rp 2.500," pungkasnya.
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Petani Gunungkidul Kaya Raya Panen Bawang Merah & Semangka Raup Untung Gede Berkat Lumbung Mataraman
-
Bantul Perangi Sampah Liar: 2 Warga Kena Tipiring, Efek Jera Mulai Diberlakukan
-
Keterbatasan Bukan Halangan! Ilmuwan UGM Buktikan Bisa Mendunia dengan Inovasi Berkelanjutan
-
Rencana Pembangunan Taman Budaya Sleman Masih Gelap, Anggaran Belum Jelas
-
5 Kesenian Sleman Hampir Punah: Pemerintah Turun Tangan, Tapi Mampukah Menyelamatkan?