SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mewacanakan pelarangan bus pariwisata untuk masuk ke dalam wilayah kota ketika musim liburan. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk memecah kemacetan yang berlangsung.
Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan lahan parkir di sekitar Terminal Giwangan. Nantinya lahan parkir itu yang bisa dimanfaatkan oleh bus-bus pariwisata untuk menurunkan penumpangnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, Hantoro mengatakan bakal mengikuti berbagai aturan atau kebijakan yang diterapkan pemerintah. Namun tetap ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan.
"Kalau prinsipnya dari Organda, kami udah monggo mau dibikin aturan seperti apa, kita ngikut saja. Yang penting kalau bikin aturan harus diikuti dengan kebijakan lain," kata Hantoro dihubungi awak media, Selasa (14/3/2023).
Dalam hal ini, Hantoro menyoroti tentang kesiapan feeder atau shuttle yang nantinya direncanakan bakal dihadirkan untuk mengakomodasi para penumpang bus yang diturunkan di terminal.
Jika pun memang sudah disiapkan harus dipertimbangkan pula kehadiran shuttle itu sendiri sebagai pengganti bus ketika akan masuk ke wilayah kota. Apakah kemudian bisa benar-benar efektif memecah kemacetan atau justru menambah.
"Karena kalau menurut perhitungan itu solusi untuk mengurangi kemacetan itu harus ada angkutan publik yang kapasitas besar. Kalau misalnya dibagi kecil-kecil kan malah jadi banyak kendaraannya," terangnya.
"Logika kita yang masuk kita Jogja, sehari kalau low season 50 bus, kalau hari weekend bisa sampai 120 unit. Nah kalau kita menggunakan shuttle itu kan berarti, 5-6 shuttle apakah tidak tambah macet," sambungnya.
Diketahui, Pejabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sumadi menuturkan percobaan wacana tersebut akan dimulai pada tahun 2023 ini. Pihaknya mengklaim bahwa wacana itu sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah DIY.
Baca Juga: Antisipasi Erupsi Susulan, Ini Titik Pengungsian Bagi Warga Lereng Merapi di Jogja
"Prinsipnya Pak Gubernur setuju dan Menhub setuju. Nanti kita dapat 2,6 hektar lahan di Terminal Giwangan untuk parkir bus wisata," tutur Sumadi.
Dipaparkan Sumadi, penumpang bus yang diturunkan di Terminal Giwangan nanti akan disediakan shuttle. Mereka akan diantar ke Kota Jogja menggunakan angkutan tersebut.
"Rencana ada dua alternatif (shuttle) dari Kementerian, atau kalau tidak kita efektifkan Transjogja pada sabtu dan minggu atau long weekend kita alokasilan jadi shuttle. Transjogja tarif seperti biasa tarif murah hanya Rp 2.500," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Jangan Asal Kenyang! Ahli Gizi UGM Ungkap Bahaya Beras Murahan di Program Makan Bergizi Gratis
-
'Itu Ranah Hukum' Bupati Sleman Bungkam Saat Ditanya Soal Korupsi Dana Hibah yang Jerat Sri Purnomo
-
Keluarga Terdakwa Kecelakaan BMW Maut Buka Suara: Bagikan Pledoi Christiano, Mohon Keadilan
-
Tak Ada Bukti Nikmati Rp1 Pun, Tim Hukum Mantan Bupati Sleman Sayangkan Penahanan Sri Purnomo
-
Momentum Pasar Godean Bangkit: Setelah Direvitalisasi Total, Pedagang Optimis Tatap Masa Depan