Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 16 Maret 2023 | 11:50 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi (Pixabay/Aditya Ananta Parameswara)

SuaraJogja.id - Menindaklanjuti peningkatan bahaya erupsi gunung Merapi, sejak Sabtu (12/3/2023), Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menerbitkan Surat Edaran Bupati nomor 014 tahun 2023 tentang Imbauan Penghentian Aktivitas Masyarakat di Alur Sungai yang Berhulu di Gunung Merapi.


Surat Edaran (SE) itu dikeluarkan pada Rabu (15/3/2023), usai melakukan pantauan ke sejumlah titik yang diperkirakan terdampak erupsi Merapi, siang tadi. 


Kustini menyatakan, SE tersebut ditujukan kepada tiga Panewu di zona Kawasan Rawan Bahaya (KRB), meliputi Cangkringan, Pakem dan Turi, dan lurah-lurah di masing-masing kapanewon tersebut. 


"SE nantinya ditindaklanjuti agar pemangku wilayah dapat menginformasikan kepada masyarakat, untuk memberikan rasa aman dan mengurangi risiko dampak erupsi Gunung Merapi. Baik bahaya primer berupa awan panas guguran maupun sekunder berupa abu vulkanik dan banjir lahar," kata dia, Rabu.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, Wasiat Mbah Maridjan Tahun 2006 Viral Lagi, Bikin Merinding


"Saya mengimbau masyarakat dan pelaku usaha agar tidak melakukan kegiatan dan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya. Terutama di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi, di sektor barat daya dan sektor tenggara sampai dengan situasi aman," ujarnya.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman juga memantau kawasan tambang-tambang pasir di sekitar Merapi serta meninjau kesiapan jalur evakuasi, logistik dan kesehatan di Kalurahan Kepuharjo, Glagaharjo dan Umbulharjo, serta Puskesmas Cangkringan.


Kegiatan pemantauan dilakukan di beberapa tempat antara lain di tiga lokasi penambangan pada alur sungai Gendol yang telah ditutup aksesnya. 


Lebih lanjut, ia juga memberikan arahan kepada stakeholder terkait agar bersama-sama menyiapkan upaya mitigasi, apabila terjadi bencana dan selalu memantau aktivitas gunung Merapi. Ia juga menegaskan agar pemangku wilayah secara khusus memantau aktivitas masyarakat di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman, Makwan melaporkan bahwa SE ini sangat diperlukan untuk mitigasi bencana erupsi Merapi. 

Baca Juga: Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar


Saat ini, BPBD Sleman telah mempersiapkan masker untuk mengantisipasi hujan abu akibat peningkatan eskalasi erupsi dan bertiupnya angin yang membawa abu vulkanik ke arah selatan atau Kabupaten Sleman. 


“Kami sudah melakukan aktivasi posko bencana di Kalurahan-Kalurahan dan melakukan pengecekan PJU di jalur evakuasi bersama dengan Dinas Perhubungan. Kami juga sudah melakukan pembersihan papan rambu evakuasi dan memperbaiki yang rusak, agar lebih jelas sehingga dapat menjadi alat mitigasi bencana," jelasnya.


Sementara itu, Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto, mengatakan pihaknya sudah menutup empat alur penambangan di area hulu sungai Gendol. Agar tidak ada masyarakat baik warga Kepuharjo maupun dari luar Sleman yang beraktivitas di sekitar aliran sungai. 


"Sungai Gendol ini merupakan kawasan rawan bencana dan berbahaya karena berjarak 6 Kilometer dari puncak Merapi," tuturnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More