SuaraJogja.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan catatan terkait dengan isi khotbah pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1444 Hijriah nanti. Mengingat suasana yang semakin dekat dengan tahun politik.
Ketua Umum MUI DIY Machasin menyatakan khotbah pada salat Idul Fitri mendatang harusnya masih tetap bertema kebersamaan. Meskipun mungkin sejumlah pihak sudah menentukan pilihan pada 2024 nanti tapi rasa saling menghormati harus tetap dijunjung tinggi.
"Khotbah tetap menjaga kebersamaan, kita menyikapi pilihan-pilihan itu persis seperti menyikapi perbedaan hari raya itu. Jadi silakan milih siapa saja, silakan mendukung siapa saja tapi jangan lupa bahwa kita ini saudara," ujar Machasin di Kantor MUI DIY, dikutip Selasa (18/4/2023).
Perbedaan pilihan dalam mendukung calon pemimpin pada 2024 mendatang seharusnya tidak menjadi perdebatan di masyarakat. Apalagi bahkan sampai kemudian merusak persatuan di Indonesia.
"Kita ini membangun bersama Indonesia, jangan sampai Indonesia ini dirusak karena pemilihan, karena pilihan yang berbeda lalu rusak itu jangan sampai terjadi seperti itu," tegasnya.
Disampaikan Machasin, menyebut track record kurang baik dari seseorang calon pemimpin itu sah-sah saja. Namun yang harus diperhatikan adalah penyampaian itu tidak boleh dengan tujuan semata-mata hanya ingin menjelek-jelekkan orang.
"Tetapi menunjukkan bahwa orang ini punya sikap ini, punya tabiat seperti ini boleh. Setiap orang yang akan menjadi pemimpin itu boleh diketahui ya istilahnya njobo njerone itu diketahui karena itu akan kita pilih," tuturnya.
"Kan tidak mesti orang yang sudah punya kelemahan lalu tidak kita pilih. Kita pilih tapi dengan kesadaran bahwa tidak ada orang yang sempurna dan yang lain mestinya juga disebut," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa membuka aib orang memang tidak diperbolehkan. Tetapi kalau untuk keperluan apakah orang itu bisa diterima atau tidak, dalam hal ini calon pemimpin maka beritanya itu wajib mengetahui aib yang bersangkutan.
Baca Juga: Muhammadiyah Tak Diizinkan Gelar Salat Idul Fitri di Lapangan Merdeka Sukabumi, Begini Reaksi Menag
"Setelah diketahui, aibnya sekian, sifat baiknya sekian oh kalau begitu bisa diterima, kalau aibnya sering berbohong ya tidak bisa diterima. Jadi kita kotbah mengarah ke situ," ucapnya.
Selain itu, khotbah untuk mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin dengan kritis tanpa menyebut nama pun diperbolehkan. Sedangkan khotbah yang sampai membunuh karakter seseorang itu yang tidak dianjurkan.
"Kalau kotbah mau mengajak orang memilih dengan kritis itu boleh, tanpa menyebut nama itu boleh atau mengisyaratkan siapa itu tidak boleh. Tidak boleh itu yang sampai lalu membunuh karakter, tapi kalau mengatakan milih dengan harus pengetahuan yang cukup mengenai orang yang dipilih itu tidak masalah," katanya.
Berita Terkait
-
Nasib Keluarga Ridwan Kamil Usai Isu Selingkuh: Atalia Praratya Salat Id Sendiri, Zara Tak Mudik
-
Dituduh Mainkan Agama, Bobon Santoso Ngaku Kesiangan Salat Idul Fitri: Dikira Kayak Kebaktian Natal
-
Jamaah Salat Idul Fitri di Tokyo Membludak: Bukti Jumlah WNI di Jepang Tembus 200 Ribu?
-
Benarkah Daun Tidak Bergerak Saat Salat Idul Fitri? Ini Penjelasannya
-
Potret Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan