SuaraJogja.id - Libur panjang Lebaran tak hanya mendatangkan 5,8 juta pemudik yang masuk ke DIY. Kasus COVID-19 yang sempat melandai beberapa bulan terakhir pun akhirnya meningkat cukup signifikan selama libur hari raya tersebut.
Dinas Kesehatan (dinkes) DIY mencatat, kenaikan kasus COVID-19 yang cukup tinggi mulai terjadi pada pertengahan April 2023 atau dua minggu menjelang Idul Fitri 1444H. Angka kasus semakin tinggi pada saat libur Lebaran.
Penambahan kasus setiap harinya cukup tinggi diatas 30 kasus. Pada 26 April 2023 ada penambahan 57 kasus baru, 27 April 2023 tercatat 55 kasus baru dan 28 April 2023 sebanyak 71 kasus baru. Sedangkan pada 29 April 2023 sebanyak 56 kasus baru dan 30 April 2023 sebanyak 38 kasus baru.
Bahkan selama sepekan terakhir, sembilan pasien COVID-19 dinyatakan meninggal dunia. Kasus meninggal terbanyak terjadi pada 28 April 2023 yakni tiga pasien meninggal dunia.
Epidemiolog UGM, Riris Andono Ahmad, Senin (01/04/2023) menyatakan, kenaikan kasus COVID-19 di DIY disebabkan tingginya mobilitas masyarakat selama libur Lebaran. Meski tak menyebut penularan terjadi akibat Arcturus alias subvarian Omicron XBB 1.16, kemungkinan itu bisa saja terjadi karena setiap varian baru bisa menjadi varian yang dominan dan lebih menular dibandingkan varian sebelumnya.
"Yang jelas [tingginya kasus covid-19 di diy akibat] efek tingginya mobilitas [masyarakat selama libur lebaran]. Bukti yang ada kita miliki adalah peningkatan mobilitas [masyarakat]. Kalau varian baru kan gak ada atau belum ada datanya," paparnya.
Menurut Riris, tingginya penambahan kasus baru ini harus diwaspadai. Pemerintah daerah perlu mempersiapkan sistem kesehatan untuk mengakomodasi peningkatan kasus kedepannya selain vaksinasi COVID-19 yang terus dilakukan. Meski sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan dan memori kekebalan terhadap COVID-19, belum semua masyarakat mendapatkan vaksinasi tersebut.
Saat ini evolusi virus secara alami akan mengalami penurunan keparahan. Sebab virus yang menyebabkan keparahan dan kematian tidak dapat berkembang biak, karena mereka akan mati ketika penderita diisolasi atau karena meninggal.
"Jadi virus yang memberikan gejala ringan yang akan mampu bertahan, karena penderita bisa jadi tidak terdeteksi dan tetap dapat berinteraksi secara sosial," ungkapnya.
Baca Juga: DIY Mulai Masuki Musim Kemarau, Peneliti UGM Minta Manajemen Risiko Kekeringan Diperbaiki
Bagi sebagian besar masyarakat, lanjut Riris, virus COVID-19 sudah berubah menjadi penyakit flu biasa. Sebab mereka sudah punya kekebalan.
Akan tetapi bagi masyarakat yang berisiko tinggi, apalagi belum mendapatkan vaksinasi, virus ini tetap berpotensi menimbulkan keparahan dan kematian. Sehingga upaya vaksinasi perlu ditargetkan untuk kelompok-kelompok risiko tinggi tersebut.
"[Vaksinasi] bukan lagi diberikan pada seluruh populasi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Aneh Bin Ajaib! Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Diragukan, Menko Airlangga Pasang Badan Bela BPS
-
Harga Emas Antam Merosot, Hari ini Dipatok Rp 1.950.000 per Gram
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Klub Belum Ada, Bursa Transfer Mau Ditutup! Thom Haye Ditolak Mantan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
Terkini
-
Duh! Rugikan Bandar? Ini Kronologi Lengkap Pengungkapan Kasus Pemain Judol di Jogja
-
Misteri Pantai Krakal Gunungkidul: Jasad Tanpa Kepala Ditemukan, Identifikasi DNA Jadi Andalan
-
Kebijakan Royalti Musik Timbulkan Resistensi UMKM, Pemda DIY Siapkan Skema Solusi
-
BRI Tambah Kuota KPR Subsidi, Dukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah
-
Penembakan di Lapangan Minggiran Yogyakarta: Tuduhan Curi Senar Layangan Berujung Petaka