SuaraJogja.id - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyatakan bahwa perempuan menjadi kelompok terbesar kedua korban penipuan pinjol ilegal. Salah satu faktor utamanya adalah akibat gaya hidup.
"Memang kami punya data dari hasil survei itu bahwa perempuan itu merupakan kelompok terbesar kedua korban penipuan pinjol ilegal," kata Friderica dalam dialog yang digelar Infobank bertajuk 'Accelerating Financial Inclution Through Women Empowerment' di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat (12/5/2023).
"Nomor satu guru. Guru juga pasti ada wanitanya, jadi jangan-jangan sebenarnya perempuan itu nomor satu yang paling banyak ketipu (pinjol ilegal)," imbuhnya.
Perempuan yang akrab disapa Kiki itu mengungkapkan ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjeratnya para perempuan dalam lingkaran setan pinjol ilegal. Mulai dari faktor ketidaktahuan dari yang bersangkutan.
Terlebih dalam membedakan mana jenis sektor jasa keuangan atau penyedia produk jasa keuangan yang legal dan ilegal. Belum lagi faktor mereka yang memang sudah punya utang.
"Dan yang terutama kenapa korbannya perempuan banyak itu karena biasanya mereka meminjam untuk lifestyle untuk gaya hidup. Pengen beli tas baru, gadget baru dan lain-lain," ucapnya.
Apalagi ditambah sekarang memasuki era sosial media yang kian masif. Hal itu menjadi celah bagi pinjol untuk masuk ke tengah masyarakat.
"Jadi orang cenderung gimana caranya terlihat keren. Kadang untuk beli tiket konser itu juga pakai pinjol, yang sekarang lagi ramai paylater juga konsumtif banyak beli lain-lain," terangnya.
"Akhirnya tentu saja kalau mereka untuk konsumtif tidak ada pemasukan yang jelas itu pasti akan menjadi utang berkepanjangan yang kemudian banyak menyusahkan bahkan sampai ada orang bunuh diri. Terus apalagi kalau masuk yang ilegal itu mereka dipermalukan," sambungnya.
Disampaikan Kiki, secara jumlah populasi sendiri perempuan tak perlu diragukan sebagai critical economy player. Andil perempuan begitu besar dalam menyukseskan berbagai program terlebih terkait masalah keuangan.
Survei menyebut bahwa perempuan yang mempunyai akses inklusi keuangan akan menggunakannya untuk kepentingan keluarga dan anak-anaknya. Hal itu yang kemudian perlu terus didukung.
"Dan kalau kita melihat saat ini dari kepala rumah tangga 12 sekian persen itu perempuan jadi single parent, membiayai anak-anaknya, pelaku UMKM juga banyak perempuan. Dan kalau kita melihat bagaimana sebetulnya inklusi keuangan ini bisa untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan," terangnya.
Pentingnya literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan itu yang kemudian terus digencarkan oleh OJK. Belum lagi dengan tingkat literasi dan inklusi perempuan yang lebih rendah ketimbang laki-laki.
Walaupun pada survei OJK tahun 2022 lalu untuk pertama kalinya tingkat literasi perempuan mengalahkan laki-laki. Namun dari sisi inkulsi keuangan perempuan masih tetap berada di bawah.
"Jadi kalau kita lihat level pertama memberikan literasi dulu, kemudian setelah mereka well literate mereka inklusi kemudian menggunakan untuk usaha dan kemudian bagaimana meningkatkan kesejahteraannya. Itu adalah stage tahap yang kita mau dorong perempuan ke sana," pungkasnya.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta menambahkan dalam 10 tahun terakhir sebenarnya sudah ada perbaikan terkait finansial inklusi. Namun hal itu masih perlu untuk terus ditingkatkan lagi ke depan.
"Bukan berarti hanya stop saat yang bersangkutan punya rekening tapi kita ingin bagaimana setelah punya rekening, setelah edukasi literasi. So what kalau dia sudah paham, sudah punya rekening lalu apa, bagaimana dia bisa manfaatkan rekening atau transaksi yang dia miliki itu jadi modal dia," tegas Filianingsih.
Berita Terkait
-
Kasus Pembunuhan Jurnalis J di Banjarbaru, Bukti Femisida Intim Semakin Brutal
-
Viral Bapak 11 Anak Bikin Heran Dedi Mulyadi, Ini Tips Atur Keuangan Keluarga Pas-pasan
-
Berkaus Coklat, Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Atas Tumpukan Sampah Kali Cengkareng
-
Perluas Layanan Pelosok, BSI Targetkan 123 Ribu Agen hingga Akhir 2025
-
6 Kebiasaan Buruk dalam Mengelola Uang yang Bikin Tetap Miskin
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis