SuaraJogja.id - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih kerap diselimuti mendung bahkan hujan dalam beberapa waktu terakhir. Padahal menurut perhitungan saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi hujan di sejumlah wilayah Jogja ini masih akan terjadi. Hal ini disebabkan oleh sejumlah hal.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogja Warjono menuturkan saat ini terdapat gangguan di atmosfer. Sehingga hal tersebut yang kemudian memicu turun hujan dalam di musim kemarau sekarang
"Hujan di musim kemarau ini, ada gangguan atmosfer berupa MJO (Maden Jullian Oscillation) dan gelombang Kelvin," kata Warjono dikonfirmasi, Rabu (5/7/2023).
Baca Juga: Doa Supaya Hujan Berhenti Latin, Bukan Berarti Menolak Rahmat Allah
Disampaikan Warjono, fenomena tersebut masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Sehingga memang potensi hujan pun masih akan melanda sejumlah wilayah di DIY.
"Dan untuk prakiraan beberapa hari kedepan fenomena MJO ini masih berlangsung dan ada kemunculan fenomena equatorial rossby. Sehingga meningkatkan peluang hujan selama beberapa hari ke depan," ungkapnya.
Sementara itu untuk pola angin, kata Warjono, terdapat pola belokan di sekitar equator. Sehingga membuat perlambatan kecepatan angin secara umum terjadi di sebagian besar wilayah Jawa termasuk DIY.
Kendati begitu, hujan yang akan melanda di wilayah DIY tersebut tidak berpotensi turun secara lebat. Hanya dalam taraf yang ringan hingga sedang saja.
"Iya (hujan) hanya ringan hingga sedang," imbuhnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Di Sejumlah Kota Besar Di Indonesia, Hujan Ringan Hingga Lebat
Selain hujan di musim kemarau, pihaknya mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pantai untuk lebih waspada. Pasalnya dalam fenomena gelombang tinggi sudah melanda wilayah pantai selatan Yogyakarta.
"Gelombang laut tinggi ini sudah masuk musimnya," tandasnya.
Perkiraan gelombang air laut akan mencapai ketinggian antara 2,5 sampai 5 meter dalam beberapa bulan ke depan. Bahkan bukan tidak mungkin gelombang air laut bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Berita Terkait
-
Nekat Terobos Banjir? Waspadai Kerusakan Fatal pada Komponen Motor Ini
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Rela Hujan-hujanan saat Kampanye di Batu untuk Dukung Kris Dayanti, Atta Halilintar Disebut Menantu Idaman
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
-
Tragedi Berlipat di Gaza, Banjir Rendam Pengungsi di Tengah Serangan Israel
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Buruan Serbu! Daftar Promo Pilkada 2024, Ada Kopi Gratis!
-
Momen Pilkada, Harga Emas Antam Langsung Melonjak
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
Terkini
-
Keluarga Keraton Yogyakarta Kompak Gunakan Hak Pilih di Pilkada, Begini Pesan Sri Sultan HB X
-
Bangga Tapi Was-Was, PSS Lepas Hokky Caraka ke Timnas di Tengah Tren Negatif
-
Pelajar Asal Bantul Temukan Bayi Menangis di Bawah Jembatan, Polisi Buru Orangtuanya
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan