"Kami sengaja memilih bakpia karena ugm berasal dari jogja yang terkenal dengan oleh-oleh bakpianya. Kami mengembangkan varian baru bakpia yang bisa jadi oleh-oleh khas dari banyuwangi. Ide kami disambut baik para petani yang kemudian mengikuti pelatihan pembuatan bakpia buah naga," jelasnya.
Tak main-main, mahasiswa dari Teknik Industri dilibatkan untuk membuat kemasan produk bakpia agar lebih tahan lama dan awet. Produk tersebut kemudian dijual ibu-ibu pelaku UMKM di Pesanggaran pada wisatawan yang datang ke sentra UMKM mereka.
Mahasiswa KKN juga melaksanakan program pembuatan desain branding produk untuk produk olahan bakpia. Beberapa produk olahan pasca panen ini akan dikemas dan di-branding sebagai paket oleh-oleh khas wisata Desa Pesanggaran.
"Kami bekerjasama dengan umkm center yang ada di desa pesanggaran," jelasnya.
Baca Juga: Bicara Solusi Penanganan Sampah usai TPST Piyungan Ditutup Sementara, Pakar UGM Beberkan Hal Ini
Tak hanya bakpia, limbah kulit buah naga pun mereka olah menjadi sabun mandi organik. Sedangkan buah naga yang busuk mereka oleh menjadi Pupuk Organik Cair (POC) pengganti pupuk kimia.
"Jadi tidak ada yang terbuang dari buah naga dari petani karena semua bisa diolah," jelasnya.
Sementara petani buah naga sekaligus pemilik Agro Petik, Hendro Prasetyo mengaku diversifikasi olahan pangan buah naga dari mahasiswa KKN PPM UGM benar-benar membantu petani di kecamatan tersebut. Apalagi saat ini lebih dari 50 persen petani di dua desa itu mengembangkan budidaya buah naga.
"Sebelumnya belum banyak olahan buah naga dari petani padahal tiap panen ada lebih dari 10 ton buah naga yang harganya sangat murah. [Varian] produk ini bisa dikembangkan pokdarwis untuk menambah nilai jual buah naga," ungkapnya.
Rektor UGM, Ova Emilia mengungkapkan program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UGM ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam hal ini, peran mahasiswa untuk SDGs sangat signifikan dalam pengentasan kemiskinan atau no poverty melalui pembinaan dan pendampingan pelaku UMKM.
"Selanjutnya program pengembangan pariwisata berbasis alam juga bentuk kontribusi pencapaian SDGs dalam penjagaan ekosistem serta bisa membuka peluang lapangan kerja baru," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
-
Ramai Soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa Merasa Janggal : Ijazah Keluar Duluan Baru Skripsi?
-
Hasan Nasbi Beri Saran Teror Kepala Babi ke Tempo Dimasak, Dosen UGM: Pejabat Begini Menyedihkan
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik