SuaraJogja.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani menyatakan akan mengatur distribusi armada pengangkut sampah yang masuk ke tempat penampungan sampah sementara (TPSS) di Padukuhan Kebon, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Sleman. Pasalnya daya tampung TPSS itu hanya 50 ton per hari atau sekitar 10 truk saja.
"Ada jadwalnya dan ini masyarakat di Padukuhan Kebon ini sudah punya panitia. Jadi kita sudah lewat satu truk misalnya jadi 11, ya bisa truk itu disuruh pulang. Kalau mau tetap berlanjut, kalau tidak ya ditutup," ujar Epiphana, Senin (7/8/2023).
Produksi sampah di Sleman sendiri mencapai 300 ton per hari. Sedangkan yang bisa diangkut ke TPSS Kalasan itu hanya 50 ton saja per hari.
Epiphana menuturkan sisa sampah itu nantinya akan tetap diserahkan ke masyarakat. Dalam artian masyarakat diminta untuk terus mengolah sampahnya secara mandiri.
Pihaknya yakin bahwa masyarakat Bumi Sembada sudah memiliki berbagai cara tersendiri untuk mengolah sampahnya baik untuk sampah organik maupun anorganik. Hal itu ditunjukkan dengan penurunan besaran sampah yang diangkut ke TPA Piyungan dalam beberapa bulan terakhir.
"Di Desember 2022 itu angka kita 322 ton (sampah) yang dikirim ke TPA Piyungan. Sekarang di Juni 2023 kita 245 ton. Itu turun. Jadi kita sudah berusaha kok, menurunkan sampah tetapi ya memang belum optimal. Tetapi mungkin tutupnya betul-betul TPA Piyungan itu bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua," ungkapnya.
Disampaikan Epiphana bahwa TPSS Kalasan ini hanya berlangsung untuk lebih kurang 45 hari ke depan. Setidaknya hingga TPA Piyungan dapat dibuka kembali.
Kendati begitu pihaknya telah mempersiapkan pengolahan di TPSS tersebut. Termasuk penyemprotan dengan ecolindi untuk mengurangi bau dan ditutup geomembrane.
"Setelah 45 hari dengan ditutup itu akan mempercepat proses fermentasi sampah yang organik menjadi kompos. Jadi nanti setelah 45 hari akan kita ayak, kita dapatkan kompos. Kalau masyarakat mau mengambil itu dipersilakan karena sudah bisa menjadi media untuk menanam," terangnya.
Baca Juga: Gara-gara Bakar Sampah, Gudang Bengkel di Gunungkidul Ludes Terbakar, 9 Motor Hangus
"Kalau yang sampah anorganiknya akan kita bawa ke TPA Piyungan. Karena kan ini kita hanya titip sampai tanggal 5 September," imbuhnya.
Sebelumnya, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menuturkan lokasi itu memanfaatkan tanah kas desa seluas 3.000 meter persegi. TPSS ini dibentuk seperti kolam dengan kedalaman 2,5 meter.
Lokasi ini diproyeksikan untuk menampung sampah masyarakat Bumi Sembada sebanyak 50 ton perhari. Pembuatan TPSS ini pun dibentuk miring agar air lindi mengalir ke tempat penampungan yang telah disediakan.
"Harapannya ini bisa menampung selama 45 hari. Nanti satu hari hanya 10 truk atau 50 ton sampah," ucap Kustini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Nginep di ARTOTEL Cuma Rp8 dalam Rangka Infinity Blessed 8 Tahun Anniversary
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hadirkan Nuansa Natal yang Hangat dan Penuh Sukacita
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Persembahkan Musim Perayaan yang Istimewa
-
8 Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Irit dan Minim Penyakit
-
Jangan Lewatkan! Klaim 4 Link DANA Kaget Hari Ini dan Raih Cuan Rp129 Ribu!