Memiliki halaman cukup luas dengan beberapa pepohonan yang berfungsi sebagai perindang. Atap pada bangunan ini menggunakan jenis atap limasan yang memiliki empat bidang sisi, yang pada bagian depan terdapat kombinasi.
Pintunya menggunakan jenis pintu panel dengan dua daun pintu yang terbuat dari kayu dan kaca. Kesan pertama ketika masuk ke rumah tersebut adalah suasana sejuk meski udara di luar sedang terik.
Pada bagian lantai masih sama dengan aslinya yaitu menggunakan lantai ubin berwarna abu-abu. Rumah ini terbagi dalam beberapa ruangan dari mulai ruang depan dan beberapa kamar.
Rumah ini mendapatkan penghargaan Pelestari Bangunan Heritage 2019 karena upaya konservasi. Kini rumah bersejarah tersebut sudah tak ditempati lagi.
Namun pengembangan terus dilakukan termasuk dengan menggunakan metode adaptive-reuse dengan menyuntikan fungsi baru seperti kafe hingga homestay. Hal ini bertujuan untuk menarik generasi muda untuk mempelajari sejarah.
Parialuti mengatakan bahwa saat ini rumah tersebut dibuka untuk disewakan. Kendati demikian ia tak mau asal menerima penyewa rumah itu secara sembarangan. Mengingat rumah yang sarat akan sejarah itu membutuhkan perawatan yang cukup tinggi agar tidak rusak.
“Perawatan rumah Belanda susah, maintenance-nya tinggi. Kalau sekarang saya sewakan. Saya inginnya jadi galeri aja, lukisan atau apa. Jangan dipakai kantor, karena perawatan itu tinggi,” tuturnya.
Rumah Bersejarah
Meskipun hanya ditempati beberapa saat, Parialuti mengungkapkan bahwa rumah tersebut tetap memiliki sejarah tersendiri. Tak hanya menjadi tempat beristirahat dan berkumpul bersama keluarga, tempat itu dulu juga kerap digunakan untuk pertemuan para tokoh nasional.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Istilah Pramuka yang Dicetuskan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
“Jadi itu rumah Sukarni bukan hanya rumah ayah saya, tapi tempat rapatnya Adam Malik, Guru (AH) Nasution, Tan Malaka, Muh Yamin semua kesitu. Jadi memang itu sangat bersejarah. Itu ada ruang kecil (untuk berkumpul),” ungkap Parialuti.
Disampaikan Parialuti, sosok ayahnya itu memang sering berpindah-pindah semasa hidupnya. Mengingat aktifnya sang ayah dalam berbagai kegiatan maupun organisasi di masa muda.
Baru kemudian setelah kemerdekaan Indonesia, Sukarni dan keluarganya menetap beberapa saat di Yogyakarta. Hingga kemudian anak-anaknya lahir, bertumbuh besar dan bersekolah di kota pelajar tersebut.
“Ayah saya pindah Jakarta. Jadi tidak lama di Jogja, dia tinggal di Jakarta di Jalan Tanah Abang 2 Nomor 80,” ungkapnya.
Peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi? Rapat-rapat sama depan itu dibom kita ngungsi ke dalam itu ada lobang.
Ia menggambar sosok ayahnya itu sebagai seorang pemberontak yang sudah berani sejak kecil. Bahkan disebutkan Parialuti, ayahnya sempat harus ditahan dalam jeruji besi untuk beberapa saat akibat keberaniannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki