Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 17 Agustus 2023 | 14:47 WIB
Guru di Semin Gunungkidul jalan kaki ikuti upacara HUT RI, Kamis (17/8/2023). [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Guru di MTs Guppi Kalurahan Rejosari Kapanewon Semin Gunungkidul, Surono ini memang lain dari pada yang lain. Dia memilih berjalan kaki belasan kilometer untuk ikut upacara bendera HUT ke-78 Republik Indonesia.

Seperti Kamis (17/8/2023) ini, dengan berpakaian Korpri lengkap, lelaki berumur 41 tahun ini menyusuri jalan utama, jalan kampung, jalan setapak, menyeberang sungai hingga jalan persawahan saat berangkat ataupun pulang upacara bendera peringatan HUT Ke-78 RI.

Sekitar pukul 05.45 WIB, dia sudah nampak keluar dari rumah. Dengan menggendong tas punggung yang berisi air minum serta sandal, dia melangkah meninggalkan rumahnya. Tak lupa dia juga membawa tongkat yang sudah diikatkan bendera merah putih. Peci warna hitam juga ia kenakan di kepala.

Ia  rela berjalan kaki sejauh 12 kilometer untuk pulang dan pergi menuju upacara kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus. Ia mengaku melakukan kebiasaannya tersebut lantaran terinspirasi dari perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Republik Indonesia.

Baca Juga: Basuki Menteri PUPR Usil Buka Baju Erick Thohir Saat Pengibaran Bendera Auto Kicep Disentil Istrinya

Warga Padukuhan Ngadipiro Lor Kalurahan Rejosari Kapanewon Semin mulai melangkah menyusuri jalan Semin-Manyaran Jawa Tengah. Dia kemudian memilih melewati persawahan dan menyeberang sungai yang jaraknya dianggap lebih dekat. Kebetulan saat ini debit air jauh menyusut karena kemarau panjang mendera wilayah ini.

Setelah naik turun bukit, akhirnya dia sampai di tempat upacara di lapangan Pundungsari sekira pukul 07.15 WIB. Diapun istirahat sebentar dengan meminum air putih yang dibawanya dari rumah. Sekira pukul 08.00 WIB, upacara benderapun dimulai. Upacara ini sendiri dipimpin oleh Panewu atau camat dan diikuti Formkompinca serta ratusan siswa.

Sekira pukul 09.30 WIB rangkaian upacara pun selesai. Para peserta upacara satu persatu pulang ke kediaman mereka masing-masing. Demikian juga murid-murid dari tempat Surono mengajar juga pulang dengan menggunakan truk.

Bersama guru yang lain, Surono pun nampak membantu dan mengawasi siswanya untuk naik ke atas truk. Beberapa siswanya nampak mengajak Surono untuk turut serta, namun Surono menolaknya. Demikian juga beberapa rekan guru sama dari MTs tersebut juga mengajaknya bareng, juga ditolak Surono.

Surono nampak menuju ke Masjid untuk melaksanakan sholat Dhuha. Setelah itu, dengan berjalan kaki dia menuju ke warung makan tempat rekan-rekannya sesama guru makan bersama. Meski ada beberapa guru yang menungguinya dan mengajaknya bersama-sama namun Surono menolaknya.

Baca Juga: Adab Nikita Willy Naik Vespa Bareng Indra Priawan saat Rayakan HUT RI Bikin Salfok

"Ini sudah menjadi janji saya. Saya akan jalan kaki dari rumah ke tempat upacara, dan pulangnya juga harus jalan kaki,"tutur Surono.

Bapak dua anak ini mengaku sudah melakukan kebiasaan tersebut sejak 2015 silam. Lelaki yang resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak 2009 ini mengaku terinspirasi oleh Jenderal Soedirman yang pernah bergerilya berjuang mempertahankan kemerdekaan RI.

Karena ingin merasakan keprihatinan pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia yang mana pada saat itu sebagian prajurit melakukan gerilya dengan jalan kaki. Maka setiap upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI di Kapanewon atau Kecamatan, dia selalu berjalan kaki.

"sudah delapan tahun ini berjalan kaki dari rumah menuju ke lapangan untuk upacara peringatan kemerdekaan Indonesia. Sampai kapan? Insya Allah sampai pensiun nanti," ucap Surono.

Dia mengaku apa yang dilakukannya atas inisiatifnya sendiri dan tidak ada nadzar khusus selain hanya ingin menghargai perjuangan para pahlawan dahulu. Dan orang-orang disekitarnya pun sudah memahami apa yang dilakukan tersebut.

Berjalan pulang pergi sejauh 12 kilometer setiap tanggal 17 Agustus menjadi kenikmatan tersendiri bagi dirinya. Dia menjadi tahu bagaimana rasanya beratnya bergerilya berjalan kaki melewati Medan perbukitan. Terik matahari yang panas kemudian sesekali hujan ternyata menjadi pengingat dirinya untuk selalu bersyukur atas kemerdekaan ini.

"supaya tidak ketinggalan berangkatnya lebih awal, berangkat sekitar jam enam kurang. Kalau perjalanan biasanya satu setengah jam sudah sampai di lokasi. Kalau pulang saya lebih santai, biasanya adzan dhuhur baru sampai di rumah," sambungnya.

Ia mengaku seringkali ditawari rekan-rekannya atau orang yang mengenalnya agar membonceng saja, namun ia tetap teguh dengan prinsipnya untuk tetap jalan kaki. Tekadnya memang sudah bulat meski di rumah sebenarnyaa dia juga memiliki sepeda motor.

Lebih lanjut, pertama kali melakukan aksi jalan kakinya itu ia mengaku tidak menemukan kesulitan. Hal itu karena ia sudah terbiasa berjalan kaki dalam setiap aktifitasnya.

Ia berharap, kebiasaan yang ia lakukan bisa memberikan contoh kepada generasi muda dalam hal mengenang perjuangan pahlawan di Indonesia. Menurutnya, momen peringatan kemerdekaan merupakan reflesi terhadap diri sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

"tentu ini harapannya bisa memberikan inspirasi ke pemuda supaya bisa ikut mengingat perjuangan pahlawan jaman dulu," tutupnya.

Kontributor : Julianto

Load More