SuaraJogja.id - Kementerian Pertanian (Kementan) RI meminta daerah, termasuk Yogyakarta untuk menyesuaikan komoditas pertanian yang dikembangkan menyusul terjadinya kekeringan ekstrim akibat El Nino. Sebab hingga awal Januari 2024 mendatang, musim kemarau yang panjang membuat sektor pertanian akan mengalami kekurangan air.
Hingga saat ini kekeringan ekstrim akibat El Nino sudah mulai terjadi di sejumlah daerah. Di Yogyakarta misalnya, sebanyak 25 kapanewon mengalami kekeringan dan kawasan Gunung Kidul yang terparah.
"Kita akan menekan dampak kekeringan dengan bermacam teknologi di daerah. Jika memang kondisi ektrim kekeringan terjadi, dimulai dengan mengembangkan varietas pertanian yang tahan kekeringan," ujar Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan, Idha Arsanti disela wisuda 583 lulusan Polbangtan Yoma di Yogyakarta, Selasa (29/8/2023).
Menurut Idha, teknologi hemat air pun harus diterapkan. Diantaranya pembangunan embung untuk irigasi pertanian saat terjadi kekeringan yang parah.
Penggunaan input yang efisien pun perlu pula dilakukan secara adaptif. Selain itu sektor peternakan pun harus disesuaikan.
"Contohnya dengan memilih ternak sapi yang cocok di lahan kering," ujarnya.
Kementan ke depan, lanjut Idha akan melakukan pemetaan daerah-daerah yang mengalami kekeringan parah untuk membantu mengatasi masalah pertanian. Contohnya di daerah ekstrim kekeringan di NTT, pemilihan komoditas pertanian yang sesuai dilakukan.
Selain itu pembangunan embung yang sederhana bagi petani. Atau pemanfaatan drip irigation atau irigasi tetes yang bisa menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor.
Hal itu dilakukan agar ketahanan pangan di Indonesia bisa terjaga. Sebab bila tidak dilakukan maka dikhawatirkan akan terjadi penurunan produksi dan kualitas hasil pertanian, berkembangnya hama penyakit tanaman dan musim tanam akan bergeser dengan risiko kekeringan.
Baca Juga: Puncak Musim Kemarau, Petani Gunungkidul Diminta Percepat Olah Lahan Persiapan Musim Tanam I
"Kita lihat apa kebutuhan daerah saat terjadi kekeringan, itu yang kita hadirkan teknologinya," tandasnya.
Sementara Direktur Polbangtan Yoma, Bambang Sudarmanto mengungkapkan, Kementan melakukan terobosan dalam
rangka kemajuan sektor pertanian. Tidak hanya meningkatkan produksi namun juga menyiapkan sumberdaya manusianya melalui upaya meningkatkan minat generasi muda untuk terjun pada sektor ini dalam rangka regenerasi petani.
"Sektor pertanian membutuhkan generasi muda untuk menjadi agrosociopreneur, pencetus ide, inovator dan motor penggerak pembangunan daerah. Petani harus menerapkan smart farming sehingga kemudahan, efektivitas dan kelestarian lingkungan dapat terjaga," ujar dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi