SuaraJogja.id - Sektor transportasi masih menjadi penyumbang terbesar polusi udara di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini terlihat berdasarkan pengukuran kualitas udara terakhir yang dilakukan oleh DLHK DIY.
"Kita lihat parameter SO dan NO itu penyebab [terbesar polusi udara di DIY] itu di transportasinya," kata Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Air, Udara, dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHK DIY, Radhita Matardi Wicaksono saat dihubungi, Rabu (6/8/2023).
Radhita menerangkan selama ini pihaknya sudah secara rutin melakukan penghitungan kadar SO dan NO atau kandungan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) dalam udara. Dua parameter yakni SO dan NO tersebut dihitung menggunakan Air Quality Monitoring System (AQMS).
Alat tersebut dapat menangkap kualitas udara lebih kurang hingga radius 5 km. Pengetesan terakhir pada 2022 lalu kadar SO dan NO berada dikisaran angka 80.
Baca Juga: Tekan Polusi Udara, Warga Jakarta Diimbau Gemar Berjalan Kaki
Sebagai informasi jika mengacu indeks standar pencemaran udara, nilai antara 1-50 masih tergolong kualitas baik. Sementara 51-100 masuk kategori sedang namun tingkat mutu udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
"Nah itu kalau kondisi DIY sampai 2022 itu kan di atas 80 kalau indeks kualitas udara. Masih baik kondisinya, dengan parameter dua tadi, SO dan NO," tuturnya.
"Kisaran 80 ke atas terus, itu sampai 2022. Untuk 2023 masih proses pemantauan nanti baru dapat dilihat akhir tahun. Sekarang masih proses verifikasi," imbuhnya.
Pengukuran kualitas udara itu, kata Radhita mengambil sampel di seluruh kabupaten dan kota. Termasuk mencakup beberapa sektor mulai dari transportasi, pemukiman, perkantoran hingga industri.
Ia tak menampik penyebab utama polusi di DIY memang berasal dari transportasi. Namun meski begitu kondisi masih tergolong baik.
Baca Juga: Polda DIY Ungkap Kasus Curanmor, Sebanyak 29 Pelaku Ditangkap
"Masih baik, kan kita industri sedikit lah ya. Tidak banyak menghasilkan emisi. Kebanyakan kan di sektor transportasi kan kita. Cuma sampai dengan saat ini masih dalam keadaan baik kondisinya. Lihat di AQMS pun masih hijau, masih baik," jelasnya.
Berita Terkait
-
WALHI Serang Balik Jokowi: Bukan Polusi yang Sulit Diatasi, Tapi Penyebabnya Pejabat Toxic!
-
Sengit! Tiga Cagub Saling Adu Gagasan di Debat Final Pilkada Jakarta 2024
-
Ridwan Kamil Punya Cara Untuk Tekan Polusi Udara: WFH Bergilir Hingga Kerahkan Truk Penyemprot Air Tiap Pagi
-
Polusi Udara Jakarta Karena Batubara, Calon Pemimpinnya Bisa Apa?
-
Tren DIY Thrift: Solusi Kreatif Gen Z Melawan Fast Fashion
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi