SuaraJogja.id - Kekeringan, menjadi bencana rutin yang selalu terjadi di wilayah Gunungkidul. Masyarakat selalu menghadapi kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Terkadang mereka harus melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan air bersih.
Jalan kaki dengan medan jalur yang cukup berat hingga harus melintas di provinsi lain masih dilakukan oleh sebagian warga Gunungkidul. Mereka masih terus berjuang untuk mendapatkan air bersih meskipun sejatinya pemerintah sering melakukan dropping air.
Seperti dilakukan oleh warga Dusun Tobong, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Ngawen, Marino. Dia bersama dua kepala keluarga lainnya tinggal di perbatasan antara Gunungkidul dengan Sukoharjo Jawa Tengah. Di musim kemarau ini, mata air di tempatnya menghilang.
"Ya kalau kemarau panjang air [bersih] sulit," terang dia, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga: Memprihatinkan, Warga Banjarnegara Mengais Air di Sungai Meski Bau dan Kotor
Tiga kepala keluarga ini memang tinggal di tempat yang terpencil. Untuk menuju ke tempat mereka harus melewati wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah terlebih dahulu. Termasuk di musim kemarau ini, tiga kepala keluarga ini juga harus mendapatkan air bersih dari Sukoharjo.
Ketika musim kering seperti ini, tiga kepala keluarga ini harus berjalan ke arah utara ke Dusun Suruhan yang berada di wilayah Sukoharjo. Setiap hari, dia harus mengangkut beberapa derigen air guna memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
"Ya repot sih, tapi terpaksa. Kami berharap ada bantuan sumur bor. Kalau kami bikin modalnya tidak ada," terang dia.
Beda lagi dengan warga Dusun Salak, Kalurahan Semoyo, Kapanewon Patuk. Mereka terpaksa harus menuruni bukit mencari sumber mata air yang berada di kaki bukit. Bukan mata air yang mengalir, namun hanya sebuah rembesan air yang muncul dari tebing.
"Terpaksa cari belik [sumber air di alam]," kata Amir Murtono salah seorang warga.
Baca Juga: Masyarakat Diajak Ulurkan Tangan Bantu Korban Kekeringan
Lokasi sumber mata air ini biasanya tersembunyi dan berada di bawah bukit. Rembesan air akan mengumpul menjadi sebuah genangan. Perlu upaya lebih untuk mengambilnya, di mana warga harus naik turun bukit.
Berita Terkait
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
Taman Siswa: Jejak Perjuangan yang Tak Pernah Padam
-
Review Anime Love Live! Superstar!!, Perjuangan Dari Nol Menuju Puncak Idol
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat