Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 02 Oktober 2023 | 07:25 WIB
Seorang warga menunjukkan lokasi sumur bor yang dibangun Kementerian Pertahanan di Padukuhan Klegung, Kalurahan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Bantuan Sumur bor dari Kementrian Pertahanan (Kemenhan) di Padukuhan Klegung, Kalurahan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk tak berfungsi. Diresmikan oleh Menhan Prabowo Subianto, 9 Agustus 2023 yang lalu, tetapi air belum bisa mengalir ke rumah penduduk.

Padahal sumur bor dari Kemenhan menjadi harapan baru warga Padukuhan Klegung agar terbebas dari krisis air bersih di musim kemarau.

Kini, ibu-ibu harus terus melakukan aktivitas di musim kemarau selama ini, menggendong jerigen ngangsu (mengambil) air dari sumur yang mulai mengering.

Ketua RT 013/04 Klegung, Sugeng mengatakan warga sebenarnya sudah gembira ketika mendapat bantuan sumur bor sekaligus pipa atau sambungannya sampai ke rumah-rumah.

Baca Juga: Warga Bojonegoro Terima Bantuan Air Bersih dan Sumur Bor untuk Hadapi Kekeringan

Namun ternyata instalasi air di rumah-rumah warga sama sekali belum digunakan oleh masyarakat, kecuali beberapa rumah saat uji coba sebelumnya. Dua torn atau bak penampungan yang sedianya menjadi terminal air juga masih kosong.

"Airnya tidak bisa naik. Padahal ketika diuji coba sudah bisa dulu. Pas sebelum diresmikan," kata dia.

Dia mengungkapkan ketika proses pembangunan selesai dan sebelum peresmian memang sudah melalui proses ujicoba. Dan kala itu daya sedot sumur bor telah berhasil menaikkan air dari kedalaman puluhan meter di bawah permukaan tanah.

Keberhasilan tersebut membuat warga bahagia. Bahkan ketika Menhan Prabowo meresmikan secara serentak beberapa sumur bor di Gunungkidul, Prabowo langsung menyapa warga Klegung dari balik layar dan kala itu dia melaporkan jika airnya sudah mengalir.

Hanya saja di luar perkiraan mereka selama ini, karena belum ada satu jam setelah diresmikan mesin pompa tiba-tiba mati. Padahal kala itu, meski sudah bisa dinaikkan namun air belum sampai mengalir ke rumah penduduk

"Dan penanggungjawab sepekan kemudian didatangkan mesin pompa baru," ujar dia.

Baca Juga: Kekeringan di DIY Meluas, Proyek Sumur Bor yang Rusak Dipertanyakan

Hanya saja, upaya itu terhenti di tengah jalan, karena air tidak berhasil diangkat. Tak hanya sekali, karena sudah berkali-kali mereka mencoba mengganti pompa namun tak pernah berhasil menaikkan air dari kedalaman.

"Sejauh ini sudah empat kali ganti pompa," ucapnya.

Warga tak berburuk sangka dengan proses pembuatan sumur bor tersebut. Hanya saja, sepanjang yang dia tahu kedalaman sumur bor tersebut tidak sesuai perencanaan awal yaitu sekitar 120 meter.

Menurut Sugeng, pada musim kemarau panjang seperti sekarang keinginan mendapatkan akses air dengan mudah tertunda. Jika tidak ada bantuan droping air, secara mandiri membeli melalui tangki milik swasta.

"Satu tangki harganya sekitar Rp150 ribu. Kami harus mengadu ke mana, ke pak Prabowo kami tidak ada akses," ujarnya.

Sementara itu, Lurah Ngoro-oro, Sukasto tidak menampik kendala pengangkatan air program sumur bor dari Kementerian Pertahanan. Jika bisa dioptimalkan lagi, pihaknya yakin sumur tersebut dapat berfungsi baik.

Karena sumur bor tak jadi mengalir, maka selaku Pemerintah Kalurahan berupaya mengajukan permohonan bantuan air bersih dari beberapa instansi baik pemerintah ataupun dari swasta. Namun ada beberapa warga yang memang sudah membeli air.

"Ya kami berharap ada perbaikan sumur bor ini," tambahnya

Sebagaimana diketahui, Menhan, Prabowo Subianto pada 9 Agustus 2023 meresmikan bantuan sumur bor dan pipanisasi air bersih di Gunungkidul.

Bantuan tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan para ahli dan Universitas Pertahanan (Unhan) RI. Peresmian berlangsung di Wareng, Wonosari.

Kontributor : Julianto

Load More