SuaraJogja.id - Satpol PP Kabupaten Sleman menggelar razia kepada para siswa SMP dan SMA dalam kegiatan bertajuk 'Satpol-PP Goes To School'. Dalam razia tersebut, petugas menemukan sejumlah siswa yang menyimpan konten pornografi hingga kedapatan bermain judi online.
Kepala Satpol-PP Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi menuturkan terbaru kegiatan itu digelar di sekolah swasta di Kapanewon Mlati dan Pakem. Kendati hanya memeriksa sampel dari beberapa kelas di sekolah tersebut, temuannya pun sudah cukup mengejutkan.
"SMP dan SMA. Pakem dan Mlati. Sekolah swasta semua. Tapi program ini selama Oktober akan diadakan kegiatan terus," kata perempuan yang akrab disapa Evie tersebut, Sabtu (14/10/2023).
Evie membenarkan sejumlah temuan berupa konten pornografi pada ponsel genggam yang dibawa oleh sejumlah siswa. Selain itu beberapa siswa juga kedapatan mengakses situs judi online.
Baca Juga: Kecanduan Judi Online, Belasan Suami di Lampung Utara Digugat Cerai Istri
"Kami tidak masuk di semua kelas. Ada sampling di beberapa kelas. Ya [temuan] enggak sampai 10 [siswa] tapi di setiap kelas ada, di setiap sampling ada [yang memiliki konten pornografi]," ucapnya.
Razia ini dilakukan guna mencegah efek kecanduan para siswa terkait konten pornografi itu. Sementara untuk judi online sendiri, kata Evie, sejumlah siswa mengaku hanya ikut-ikutan saja.
"Dia [siswa] sebetulnya masih dalam taraf ikut-ikutan temennya, buka-buka belum sampai yang terlibat [judi online]. Kan harapan kami dia tidak terlibat dalam utang-utang itu ya untuk memenuhi keinginan judinya itu. Jadi begitu ini kami tanyakan, mereka pasti jawabannya sama, diajak teman," ungkapnya.
Satpol-PP Kabupaten Sleman tak sendirian dalam melangsungkan kegiatan ini. Pihaknya turut membawa beberapa psikolog untuk memberikan pendampingan pada para siswa yang dianggap bermasalah saat itu juga.
"Jadi anak-anak itu dikategorikan ringan sedang dan berat. Jadi itu bukan hanya razia terus ditinggal tidak, tapi kita ajak bicara juga," cetusnya.
Baca Juga: Pria di Medan Nekat Curi Motor dan HP untuk Main Judi Online, Nasibnya Berakhir Tragis
Konseling atau pendamping kepada para siswa itu, kata Evie tidak akan hanya dilakukan satu dua kali. Melainkan bakal dilakukan secara berkelanjutan baik dari tim psikolog atau puskesmas hingga dimungkinkan akan dirujuk ke rumah sakit.
"Jadi tergantung kan, konseling yang berat tidak hanya sekali. Nanti akan dipantau lagi psikolog pendamping. Kalau memang tidak bisa diatasi dalam satu dua tiga kali pertemuan maka direferensikan ke Sardjito [RSUP dr Sardjito] atau Murangan [RSUD Sleman] untuk dokter psikologi yang ada di sana," ungkap dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional