Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 16 Oktober 2023 | 18:52 WIB
Anggota Sat Pol PP Sleman saat merazia tas siswa di sebuah SMP, saat giat Pol PP Goes To School, Rabu (10/8/2022). (dok.ist/Sat Pol PP Sleman)

SuaraJogja.id - Kepala Satpol-PP Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi memastikan tidak membiarkan begitu saja siswa yang dinilai bermasalah di sekolah saat ditemukan dalam program 'Goes to School'. Pemantauan secara berkesinambungan akan dilakukan secara berkala bekerja sama dengan puskesmas setempat.

Diketahui Satpol-PP Kabupaten Sleman menggencarkan program 'Goes to School' bersama dengan sejumlah instansi lain. Hasilnya ditemukan beberapa siswa yang kedapatan menyimpan konten porno hingga akses ke situs judi online.

"Jadi begitu ada temuan begitu gak kami lepas, anaknya duduk lalu kita dampingi, dipantau terus nanti ada sesi setelah razia di kelas selesai kemudian yang terkena masalah ini ada sesi tersendiri kumpul di ruang tersendiri dengan psikolog-psikolog itu," kata perempuan yang akrab disapa Evie itu, Senin (16/10/2023). 

"Tentunya kalau itu ringan sampai sedang dan masih bisa dipantau oleh puskesmas setempat itu akan menjadi catatan puskesmas. Jadi bukan dilepaskan begitu saja," imbuhnya.

Baca Juga: Enggan Lepas Hokky Caraka, PSS Sleman Buru-buru Perpanjang Kontrak hingga Tawaran Gaji Sebesar Ini

Tidak sendirian dalam melangsungkan program ini, disampaikan Evie, Satpol-PP Sleman juga bekerja sama dengan pokja pencegahan kekerasan anak, Komisi Perlindungan Anak, kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), serta Kemenag.

Pemberian kategori kepada para siswa itu dilakukan oleh teman-teman dari psikolog yang juga diajak dalam program ini. Kategori itu berupa ringan, sedang hingga berat. 

"Hasilnya si kelompok yang ringan dan sedang ini dipantau oleh puskesmas. Pembinaan dan pemantauan juga bersama babinsa dan babinkamtibmas," ucapnya.

Pada pertemuan pertama anak atau siswa bermasalah itu akan diajak berdialog dengan psikolog. Selanjutnya konseling atau pendampingan kepada para siswa itu tidak hanya dilakukan satu dua kali. 

Melainkan bakal dilakukan secara berkelanjutan baik dari tim psikolog atau puskesmas. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Gelar Razia di Sejumlah Sekolah, Satpol PP Sleman Temukan Konten Pornografi dan Situs Judi Online di Hp Siswa

"Tapi kalau (ketagori) berat ini bisa disampaikan ke Sardjito (RSUP dr Sardjito) atau Murangan (RSUD Sleman). Jadi tergantung, kan konseling yang berat tidak hanya sekali. Nanti akan dipantau lagi psikolog pendamping. Kalau memang tidak bisa diatasi dalam satu dua tiga kali pertemuan maka direferensikan ke Sardjito atau Murangan untuk dokter psikologi yang ada di sana," paparnya.

Load More