SuaraJogja.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar membandingkan jumlah titik panas atau hotspot di Indonesia dari tahun ke tahun. Ternyata jumlah hotspot sepanjang tahun 2023 ini masih belum sebanyak beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan Kementerian LHK, jumlah titik panas atau hotspot di berbagai wilayah Indonesia hingga saat ini mencapai 7 ribuan. Jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan dengan tahun 2015 lalu.
Hal ini membuat Siti Nurbaya masih terus berusaha mencari tahu penyebab pasti terkait persoalan kualitas udara yang buruk dalam beberapa waktu terkait. Mengingat titik panas tidak sebanyak atau sebesar beberapa tahun silam.
"Tapi memang saya juga gak ngerti ya kenapa seperti ini [kualitas udara buruk]. Sebab kalau dilihat dari suhunya 2015 rasanya lebih panas," kata Siti Nurbaya dikutip, Sabtu (21/10/2023).
Perbandingan jumlah titik panas pun, diungkapkan Menteri LHK pada tahun ini masih tergolong tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
"Tapi kalau luas kebakarannya, record hotspotnya ya, sekarang [2023] 7 ribuan, tahun 2015 ada 70 ribuan [hotspot], terus 2019 kan panas juga, itu kira-kira 21 ribu [hotspot]," ungkapnya.
Siti mengatakan bahwa titik panas akibat kebakaran hutan pada tahun ini tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya wilayah Sumatera, Kalimantan dan sekitarnya.
"Itu tersebar lah tapi kalau lihat gambarannya sekarang kan yang paling banyak di Sumatera Selatan. Selain itu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi dan Riau. Ya daerahnya itu-itu aja lah," cetusnya.
Saat ini pihaknya menegaskan tengah melakukan penanganan terkait persoalan ini. Sejumlah upaya terus dilakukan agar dapat terus menekan titik panas tak makin meluas.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Ini Doa Meminta Hujan Ketika Terjadi Kekeringan dan Cuaca Panas
Penanganan pun dilakukan menyesuaikan kondisi kebakaran yang dialami oleh wilayah tersebut. Baik dengan teknik modifikasi cuaca hingga water bombing.
"Lagi kita beresin, dirapikan ya artinya setiap kali ada kebakarannya dipadamkan, kalau bisa, bukan kalau, kita sudah lakukan yang bisa diantisipasi, diantisipasi dengan teknik modifikasi cuaca, pemadaman darat, water bombing, kan perlakuannya berbeda-beda," tandasnya.
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memantau setidaknya terdapat sebanyak 7.376 titik panas atau hotspot terjadi di Kalimantan Barat sepanjang bulan Agustus 2023. Titik panas tersebut terpantau datang dari 235 konsesi (legal/berizin) sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
Skandal Internet Sleman: Kejati DIY segera Umumkan Calon Tersangka Korupsi!
-
Mensos Tegaskan Tiga Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Siapkan Pengawasan Ketat
-
Dinamika Mengejutkan di Sekolah Rakyat: Dari Rindu Rumah Hingga Rehabilitasi Kecanduan Rokok
-
Proyek Tol Jogja-Solo Sentuh Ring Road Kronggahan, Bagaimana Dampaknya ke Lalu Lintas?
-
Bansos Kulon Progo Bocor? Modus Judi Online Terungkap, NIK Penerima Disalahgunakan