SuaraJogja.id - Indonesia memiliki banyak sekali sajian kuliner sejak ratusan tahun silam yang dimiliki kerajaan-kerajaan di Nusantara. Namun seiring perjalanan sejarah bangsa ini, banyak resep kuliner tradisional keraton-keraton yang sekedar jadi dokumentasi sejarah di manuskrip atau buku-buku tebal.
Tanpa tahu rasa asli sebenarnya dari buku resep-resep berharga yang jadi bagian dari warisan budaya, maka kuliner tradisional keraton bisa saja terancam punah. Padahal tak sekedar sajian makanan atau minuman, resep-resep keraton bermuatan filosofis.
Akulturasi akibat pengaruh kuliner Belanda, Tionghoa hingga Timur Tengah dalam rempah-rempah kuliner keraton pun dikhawatirkan tenggelam dengan banyaknya menu makanan baru yang masuk ke Indonesia.
"Kuliner keraton seperti halnya produk budaya lain itu pada intinya kalau tidak dipakai atau tidak dilestarikan kan pasti sangat beresiko akan hilang atau punah. Kalau batik kita tahu motifnya, ada kodenya. Tapi kalau kuliner tradisional keraton tidak ada kodenya, tidak ada yang tahu rasa sebenarnya," papar Chief Operating Officer Elrama Hospitality, Andhika Yopi dalam diskusi kuliner tradisional di Losarium Yogyakarta, Jumat (20/10/2023) malam lalu.
Menurut pengelola Losarium tersebut, jika sekadar jadi dokumentasi, tidak ada orang yang tahu rasa asli dari resep-resep kuliner yang jadi kesukaan para raja di Keraton seperti Yogyakarta ataupun Solo. Masyarakat juga tidak akan tahu proses dan momen yang digunakan untuk menikmati kuliner-kuliner berharga tersebut.
Sementara jumlah ahli kuliner tradisional keraton juga sangat minim. Akibatnya saat ini hanya sedikit kuliner keraton yang kembali bisa didistribusikan untuk dinikmati khalayak saat ini.
"Karenanya mau tidak mau kita harus melestarikan resep keraton itu dengan kembali mengolah dan menampilkannya kepada masyarakat umum. Resto-resto pun perlu mengusung menu tradisional keraton ini untuk kembali ditampilkan agar orang tahu rasa sebenarnya dari kuliner tradisional, tentu dengan kreasi dari pakemnya," tandasnya.
Yopi mencontohkan, Losarium mengkreasikan menu bernama Catur Sagatra yang merupakan kombinasi menu makanan Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Keraton Mangkunegaran dan Keraton Pakualaman yang sudah ada sejak ratusan tahun. Menu ini terdiri Tahu Uter-uter dari Keraton Pakualaman yang dipadukan dengan Pecel Pitik dari Keraton Yogyakarta dan Sate Pentul dari Keraton Mangkunegaran Solo serta Urip-urip itu dari Keraton Solo.
Ada pula menu masa lampau yang dikreasi menjadi nama Lidhah ala Biefstuk. Makanan ini merupakan salah satu makanan diet Sri Sultan HB VIII yang memiliki citarasa enak dan berkualitas.
Baca Juga: Bumbu Soto Mie Bogor, Enak dan Gampang Dibuat di Rumah
"Menu-menu ini mungkin akan punah apabila tidak dilestarikan, bagaimana pada masa itu sudah ada diet, dilakukan oleh Sultan di Kraton. Ini menarik, maka itu kami coba munculkan tentu dengan sentuhan kekinian," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
Terkini
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka
-
Angin Kencang Terjang Sleman, Pemkab Pastikan Bantuan Tepat Sasaran, Ini Strateginya