SuaraJogja.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman mendorong korban kekerasan seksual untuk melapor. Hal ini didukung dengan program edukasi yang bakal dilakukan di sekolah-sekolah yang ada.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Wildan Solichin menuturkan edukasi ini perlu digencarkan lagi berkaca dari kasus kekerasan seksual yang masih terjadi di wilayah Bumi Sembada.
Melalui edukasi yang dilakukan secara masif diharapkan ada pemahaman lebih luas yang didapat anak-anak. Edukasi ini akan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.
"Ya itu dia untuk segera terdeteksi itu kan mengedukasi, anak-anak ini kan ada di sekolah, di level SD, di level SMP kita mengedukasi. Jadi kita sekarang sudah kita rancang rencana aksi kolaborasi dengan dinas pendidikan," kata Wildan saat dihubungi, Kamis (26/10/2023).
Selain bersama Dinas Pendidikan Sleman, kata Wildan, pihaknya juga akan menggandeng kelompok-kelompok remaja di luar sekolah untuk diberikan edukasi. Ia berharap ada edukasi yang diberikan oleh sekolah kepada para murid selain pelajaran saja.
"Di sekolah itu jangan sampai hanya pelajaran sekolah saja tapi ada muatan-muatan edukasi di luar kurikulum pelajar itu. Sehingga anak itu ketika mengalami pelecehan oleh siapapun di keluarganya ya segera lapor agar tidak terulang-ulang," ungkapnya.
"Kalau engga dilaporkan kan merasa aman nyaman yang melakukan, terus ada kecenderungan potensi untuk mengulang, psikisnya kan seperti itu," imbuhnya.
Disampaikan Wildan sebenarnya program tersebut sudah berjalan di beberapa sekolah. Namun memang belum secara masif di Kabupaten Sleman.
Edukasi ini dinilai penting untuk menambah kesadaran dan pemahaman semua pihak terkait dengan kasus kekerasan seksual. Termasuk nantinya diharap bisa mendeteksi secara dini jika ada anak yang diduga menjadi korban.
Baca Juga: Persib Bandung Bukan Lawan Mudah, Pelatih PSS Sleman Perkuat Latihan Ini untuk Tambah Performa Tim
"Ya memang tidak mudah dari penampakan, sebenarnya bisa sih dari perilaku, ada perubahan perilaku itu biasa. Kalau anak mengalami depresi tekanan ada rasa takut rasa penyesalan biasanya itu ada perubahan perilaku. Pasti ada syok psikis itu ada cuma ini kadang enggak ditangkap, tanda-tanda ini tidak dipahami oleh orang di sekitarnya. Apalagi di sekolah juga gak paham jadi mungkin masalah biasa," paparnya.
"Jadi kepekaan ini yang perlu ditanamkan di dalam masyarakat. Baik itu di rumah tangga maupun di sekolah. Jadi saling membantu saling peduli. Jadi ini yang belum terbangun," sambungnya.
Kekinian kasus kekerasan seksual kembali terungkap di Kabupaten Sleman. Kali ini melibatkan seorang ayah yang tega mencabuli anak kandungnya sendiri.
Tidak tanggung-tanggung perbuatan keji ayah kandung itu dilakukan selama 11 tahun sejak sang anak masih duduk di bangku kelas 2 SD. Aksi bejat pelaku akhirnya dapat tersendus polisi dan segera ditindaklanjuti.
Saat ini pelaku sudah ditangkap di Mapolresta Sleman. Kejadian ini tersangka dijerat dengan Pasal 81 dan atau pasal 82 UU RI Nomor 17 Tahun 2016 perubahan kedua UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan maksimal hukuman 15 tahun.
Berita Terkait
-
Ayah dan Paman Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Anak 5 Tahun di Garut, KemenPPPA Minta Hukuman Berat
-
Kecam Aksi Pelecehan Eks Gubes UGM, PKB Desak Gelar Guru Besarnya Dicabut
-
Pemerkosaan di RSHS: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Indonesia
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Apa Itu Somnophilia? Kelainan Seksual Diduga Diidap Dokter PPDS yang Perkosa Keluarga Pasien
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Profil dan Kekayaan Abdul Halim Iskandar, Saudara Cak Imin yang Diduga Terlibat Korupsi
-
Strategi Investasi BPKH Gagal Tercapai, Kurang Rp704 Miliar dari Target di 2024
-
IHSG Masih Tunjukkan Taring dengan Menguat di Perdagangan Selasa Pagi
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Stagnan Sebesar Rp1.896.000/Gram
-
Adu Mental! Pemain Korut Teror Psikologis Skuat Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Drama Ijazah Jokowi Berlanjut, UGM Jadi Sasaran Demo Ratusan Orang
-
Hotel INNSIDE by Melia Yogyakarta Rayakan Anniversary Ke-8 dengan Semangat Baru Bersama GM Baru
-
Punya Jejak Cemerlang, Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Jadi Ketum PERBANAS 20242028
-
Wabup Bantul Ingatkan Jangan jadi Korban, Ini Cara Tepat Selamat dari Ombak di Pantai
-
Hak Korban Tak Dipenuhi, Pemda DIY Desak UGM Laporkan Kasus Kekerasan Seksual ke Polisi