SuaraJogja.id - Lembaga Ombudsman lima negara seperti Indonesia, Kerajaan Thailand, Selandia Baru, Filipina dan Timor Leste menandatangani nota kesepahaman dalam Pertemuan Southeast Asian Ombudsman Forum (SEAOF) di Yogyakarta, Rabu (8/11/2023).
Kerjasama salah satunya dilakukan untuk mengatasi maraknya kekerasan terhadap pekerja migran atau tenaga kerja asing di masing-masing negara.
"Ombudsman antarnegara kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah pekerja migran di negara-negara yang ikut forum ini," ujar Ketua Ombudsman RI, Mokhmmad Najih disela acara, Rabu.
Menurut Najih, Ombudsman di masing-masing negara akan membantu tenaga migran yang menghadapi masalah, baik masalah ketenagakerjaan maupun kependudukan, administrasi negara, visa dan lainnya.
Baca Juga: Bertemu Ketua Parlemen Malaysia, Puan Bawa Isu Perlindungan Pekerja Migran dan Kerja Sama Pendidikan
Selain itu sesuai kapasitasnya, lembaga tersebut bekerjasama untuk melaksanakan pendataan hukum, bersama-sama mengembangkan mekanisme pengaduan yang terkoordinasi, dalam kerangka yurisdiksi masing-masing negara anggotanya dan untuk bekerja sama di bidang-bidang kepentingan bersama.
Dari pengalaman kasus enam Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang jadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Thailand beberapa waktu lalu, kasus tersebut dapat diselesaikan melalui kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan Ombudsman Thailand.
"Karenanya di masa yang akan datang kelima negara bisa saling mendukung agar masalah tenaga negara asing bisa ditangani lebih efektif, agar isu dapat tertangani. Kerjasama ombudsman antarnegara bisa membuat pelayanan bisa lebih efektif dan cepat," tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Ombudsman New Zealand atau Selandia Baru, Peter Boshier. Dia mengatakan kerjasama antarlembaga negara tersebut dirasakan sangat penting.
Sebab di Selandia Baru ditemukan visa untuk masuk dari tenaga migran atau luar negeri. Para pekerja dijanjikan mendapatkan pekerjaan.
Baca Juga: Di Abu Dhabi, Menaker Minta Pekerja Migran Indonesia Jadi Duta Bangsa dengan Etos Kerja yang Baik
"Tapi ternyata scamming [kejahatan siber] dan akhirnya para pekerja [yang dikirim ke selandia baru] ditinggalkan dan tidak ada bantuan," kata dia.
Berita Terkait
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Puncak Arus Balik, 31 Ribu Orang Diberangkatkan dari Daop 6 Yogyakarta
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari