SuaraJogja.id - Angka kebutaan di DIY saat ini masih tinggi. Diperkirakan dari sekitar 4 juta penduduk di DIY, sebanyak 4.000 orang mengalami kebutaan.
Sedangkan di tingkat nasional, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) memperkirakan 1 per 1.000 orang atau sekitar 250.000 penduduk Indonesia menderita kebutaan akibat kelainan kornea. Paling banyak kasus kebutaan terjadi akibat katarak, glukoma dan retina.
Namun jumlah pendonor kornea mata di DIY masih minim. Kesadaran masyarakat untuk mendonorkan lapisan tipis di kornea mata saat meninggal masih rendah.
"Padahal saat ini ada sepuluh pasien kebutaan yang masuk daftar tunggu untuk dapat lapisan kornea baru," ujar dokter ahli mata RSUP Dr Sardjito, Suhardjo di Yogyakarta, Jumat (24/11/2023).
Menurut Suhardjo, budaya masyarakat akan donor mata sebagai satu hal yang tidak biasa seringkali menjadi kendala untuk mendapatkan pendonor lokal. Sementara untuk bisa mendapatkan pendonor dari luar negeri juga bukan perkara mudah.
Padahal semua agama tidak ada yang melarang donor mata. Terlebih donor mata juga tidak mengambil seluruh kornea dari pendonor yang sudah meninggal dunia.
Meski sudah ada pendonor mata pun, biaya cangkok mata juga cukup tinggi sekitar Rp 12,3 juta per kornea. Biaya tersebut saat ini belum bisa dijamin BPJS.
"Yang diambil kan hanya selaput tipis di depan kornea. Kalau sudah diambil, korneanya dikembalikan lagi, jadi tidak bolong," jelasnya.
Karenanya masyarakat diminta untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk menjadi pendonor mata. Meski saat ini sebenarnya sudah ada sekitar 1.615 pendonor mata dari beberapa daerah yang siap untuk menyumbangkan lapisan korneanya.
Pendonor mata lokal disebut memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dari luar negeri. Selain itu kornea yang disumbangkan juga lebih fresh atau segar karena bisa langsung dipasang pada pasien.
"Rata-rata terdapat 54 tindakan cangkok kornea per tahun di Indonesia. Angka yang masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah kasus kebutaan kornea. Karenanya kami mengajak pendonor lokal untuk ikut berpartisipasi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
-
Link CCTV Jakarta Live: Gedung DPR/MPR, Patung Kuda, Benhil dan GBK
Terkini
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong
-
Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sleman: Bupati Minta BGN Turun Tangan, Berikan Sanksi Tegas