SuaraJogja.id - Bupati Gunungkidul, Sunaryanta baru-baru ini melakukan pengecekan lokasi di sejumlah titik fasilitas publik. Salah satunya ia nekat ikut turun ke sungai bawah tanah untuk melakukan pengecekan bendungan Bribin 2 yang berada di kedalaman 104 meter di bawah permukaan laut.
Pensiunan TNI Angkatan Darat ini tak sedikitpun gentar ketika turun di Goa Bribin yang berada di Padukuhan Ngalangombo, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu. Di gelapnya goa bawah tanah dengan pasokan oksigen yang terbatas, Sunaryanta melihat langsung kondisi terkini dari satu-satunya bendungan di kedalaman 100 meter lebih ini yang ada di dunia.
Sunaryanta sengaja ingin melihat kondisi bendungan yang dikabarkan rusak akibat Badai Cempaka beberapa tahun lalu. Bendungan ini perannya sangat vital sebagai sumber utama pasokan air bersih dari PDAM Tirta Handayani di beberapa Kapanewon di Gunungkidul.
"Saya lihat tadi kerusakannya luar biasa. Dan kita tidak mampu membiayai sendiri untuk perbaikannya," kata Sunaryanta dikutip, Rabu (29/11/2023).
Sunaryanta menyebut kerusakan yang dialami bendungan Bribin II ini diantaranya adalah sambungan pipanya patah dan air menghantam ruang mesin. Padahal debit airnya cukup besar 500 liter per detik sehingga merusak mesin.
Bendungan tersebut memang harus segera dibenahi agar pasokan air bersih di wilayahnya tetap normal. Namun untuk anggaran perbaikan sendiri ke depan bupati akan langsung meminta ke pemerintah pusat untuk perbaikan bendungan bawah tanah tersebut.
Sunaryanta menambahkan, debit air dari sungai bawah tanah ini cukup besar. Karena selama ini bisa memenuhi kebutuhan air di tiga Kapanewon, yakni Semanu, Rongkop, dan Girisubo.
Satker Operasional Sumber Daya Air ( SDA) Serayu Opak, Wardani menyebut untuk perbaikan DAM bawah tanah satu-satunya di dunia ini, memang membutuhkan dana yang cukup besar. Berdasarkan perhitungan awal anggaran perbaikan yang dibutuhkan mencapai Rp45 miliar.
"Anggaran sebesar itu untuk biaya perbaikan, yang masih bagus kita amankan dan yang rusak kita perbaiki, karena kalau untuk mengganti biayanya tinggi sekali," katanya.
Baca Juga: Terciduk Selingkuh dengan Kekasih Gelapnya, Dukuh Mata Keranjang di Gunungkidul Didesak Mundur
Wardani menambahkan untuk saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari Kemen PUPR untuk biaya perbaikan. Di mana yang mengalami kerusakan itu adalah modul penggerak untuk pemompa air ke atas.
Wardani mengatakan belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya karena kerusakan yang cukup parah. Ia juga belum bisa memastikan karena memang ada beberapa komponen mesin yang harus didatangkan dari luar negeri.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Sahabat Disabilitas Dorong Kemandirian Difabel di Sektor UMKM
-
PORTA by Ambarrukmo Sajikan Kehangatan Natal dan Tahun Baru Bertemakan "Starry Christmas"
-
Pakar UGM: Prioritaskan Kebutuhan Dasar dan Dukungan Psikososial Penyintas Banjir Sumatera
-
Natal dan Tahun Baru di Ambang Ketidakpastian: Sopir Bajaj Yogyakarta Terjepit Aturan Abu-Abu
-
Wali Kota Yogyakarta Wanti-Wanti Soal Korupsi: Sistem Canggih Tak Ada Gunanya