Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 08 Januari 2024 | 20:53 WIB
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. (Dok: Istimewa)

"Itu jatuhnya seperti debat kusir, debat kusir itu berisi tuduhan atau klaim. Sementara debat presiden itu berisi program data, counter argumen, logika yang dibangun itu seharusnya yang muncul. Kalau isinya tuduhan seperti olok-olok itu jatuhnya seperti debat kusir," ucapnya.

Satu sisi Prabowo sebagai Menhan seharusnya punya keuntungan karena akses data yang melimpah. Namun di sisi lain sebagai petahana harus sadar bahwa dia akan menjadi sasaran kritik.

"Karena sebagai petahana memang bermata dua, mata pertama dia harusnya tajam karena dia punya data, kedua dia pasti akan menjadi sasaran kritik dari penantang karena Ganjar dan Anies posisinya penantang. Nah persoalannya Prabowo tidak punya dua-duanya, dua mata pisaunya tumpul semua. Itu yang jadi persoalan. Jadi lagi-lagi dia kalah lagi di debat ini," tuturnya.

Baca Juga: Bicara Hasil Debat Capres, Pakar Politik UGM Garisbawahi Penampilan Anies Baswedan yang kerap Menyerang Lawan

Load More