Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 09 Februari 2024 | 12:59 WIB
Sejumlah jajaran polisi olah TKP di kecelakaan bus terguling di Bukit Bego, Bantul, Jumat (9/2/2024). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Sat Lantas Polres Bantul didampingi Unit Gakkum Polda DIY melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan maut bus terguling di Bukit Bego, Jumat (9/2/2024) siang. Dibantu oleh Dinas Perhubungan Bantul mereka mencoba mereka ulang adegan bus Saestu Transport terguling.

Mereka menurunkan unit Traffiq Accident Analisys (TAA) untuk memastikan kejadian kecelakaan tersebut. Mereka juga menghadirkan sopir dan kernet bus naas tersebut. Polisi nampak berusaha mencermati setiap sudut jalan lokasi kejadian. Dalam dugaan sementara, rem blong menjadi penyebab bus celaka.

Kanit Gakkum Dirlantas Polda DIY, AKBP Sugiyanto menuturkan Jumat siang ini, pihaknya melakukan olah TKP kejadian kecelakaan tunggal bus Saestu Trans di Bukit Bego yang terjadi Kamis (8/2/2024) kemarin sekira pukul 14.30 WIB. Di mana dalam kecelakaan itu ada tiga orang yang meninggal dunia.

"Bus itu membawa 52 orang penumpang termasuk sopir dan kernet. 3 meninggal dunia dan saat ini ada satu balita umur 1,5 tahun kritis di RSUP Dr Sardjito," kata dia, Jumat.

Dari keterangan sopir dan olah TKP sementara sebenarnya kendaraan tersebut dalam keadaan prima. Dari atas (Mangunan) kendaraan tersebut semuanya berfungsi normal. Namun sekitar satu kilometer sebelum kejadian kendaraan sempat mengalami kendala.

Di mana kala itu, bus tiba-tiba blank semua, rem tangan ataupun rem kaki tak berfungsi dengan baik. Sopir dan kernet sudah tidak bisa berbuat banyak karena kendaraan meluncur tak terkendali. Sekitar 500 meter sebelum kejadian sopir membanting stir ke kiri karena di kanan jalan ada tebing.

"Sopir banting kiri dengan pertimbangan korban lebih sedikit nanti," kata dia.

Usai banting stir ke kiri, bus kemudian terpelanting dan ambruk ke kiri. Saat itu sopir bersama kernet sudah bisa keluar dan meminta agar para penumpang segera keluar dari bus. Namun ketika berusaha meminta penumpang keluar, tiba-tiba bus merosot sekitar 55-60 meter. Bus baru berhenti di lokasi terakhir tersebut.

Dalam pemeriksaan awal, ternyata setelah bus terguling semua fungsi kendaraan kembali normal. Di mana hand rem maupun rem kaki juga kembali berfungsi normal. Bahkan spedo meter menunjukkan angka 99.

"Jadi kendaraan itu dalam keadaan prima. Tidak masalah. Maka kami dalami apakah karena faktor sopir atau kendaraan. Tapi itu posisi off, bus tidak berusaha mengerem baik hand rem ataupun rem kaki," tambahnya.

Pihaknya memang sengaja menurunkan alat taa untuk memberikan gambaran secara langsung kecelakaan tersebut. Karena alat TAA ini memiliki kemampuan untuk menggambar situasi dengan Animasi ketika sudah melihat lokasi kejadian.

Hingga saat ini memang belum ada penetapan tersangka terhadap sopir ataupun kernet. Untuk sementara kedua orang tersebut statusnya sebagai saksi dan ditahan dalam 24 jam sejak kecelakaan tersebut terjadi.

Kontributor : Julianto

Load More