SuaraJogja.id - Ratusan massa yang tergabung dalam Jaringan Gugad Demokrasi (jagad) menggelar aksi Gejayan Memanggil di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (12/02/2024) sore. Massa membawa sejumlah spanduk dan tujuh kentongan sebagai simbol darurat demokrasi.
Dalam aksi ini massa mengkritik tiga pasangan capres dan cawapres yang akan ikut dalam kontestasi politik pada pilpres 14 Februari 2024 besok. Ketiganya dianggap memiliki cacat masa lalu yang menjadi penghalang sebagai pemimpin kedepan.
"Pada akhirnya walaupun saat ini para elit oligarki terlihat terpecah dalam berbagai kubu, tapi sejatinya mereka akan Kembali terkonsolidasi dalam satu kekuasaan dan akan membagi-bagi porsi kekuasaan dan jabatan, serta mengabaikan tuntutan dan hak rakyat," papar humas Jagad, Sana Ulaili disela aksi.
Dicontohkan Sana, paslon nomor satu Anies Baswedan pada pemilihan Gubernur pada tahun 2017 silam menggunakan politik identitas dan rasisme untuk bisa menang. Bahkan partai pengusungnya yaitu PKS yang jelas-jelas konservatif dan menolak pengesahan RUU PKS.
Sedangkan paslon nomor dua, Prabowo Subiyanto disebut merupakan pelaku penculikan para aktivis yang belum diadili sampai sekarang. Paslonnya Gibran Rakabuming Raka menjadi anak haram konstitusi karena bisa lolos menjadi cawapres berkat peran serta pamannya di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Partai pengusungnya yang merupakan kroni-kroni sisa rezim militer orde baru," ujarnya.
Sementara paslon nomor tiga Ganjar Pranowo juga bukan sosok yang pantas. Dia disebut merupakan pemimpin yang merusak lingkungan. Sebut saja dalam kasus Wadas di Purworejo.
Partai pengusungnya pun merupakan salah satu partai yang mengusulkan dan mengesahkan UU Omnibuslaw dan UU Minerba. UU itu merampas hak buruh dan tani serta merampas ruang hidup dan menghancurkan lingkungan.
"Oleh sebab itu kita tidak bisa lagi untuk mempercayai dan menggantungkan nasib kita kepada penguasa. Sudah saatnya kita Bersatu dan membentuk kekuatan politik alternatif dari Gerakan rakyat itu sendiri, dan merebut demokrasi yang seadil-adil nya yaitu demokrasi kerakyatan," imbuhnya.
Baca Juga: Kampus Ramai-ramai Kritik Jokowi, Mahfud MD Sebut Ada Rektor yang Diintimidasi
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi