SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bakal memaksimalkan sejumlah depo sampah di wilayahnya yang kurang terisi dalam beberapa hari ke depan. Hal ini menyusul penutupan permanen TPA Piyungan.
Ketua Tim Kerja Penanganan Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Mareta Hexa Sevana menuturkan pihaknya sudah mengukur kapastias setiap depo yang ada. Termasuk untuk menerima timbunan sampah dalam sehari.
"Kita ada strategi seperti permainan dakon. Jadi saling geser antar depo agar merata dan tidak penuh disalah satu depo," kata Mareta ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (2/5/2024).
Disampaikan Mareta, pihaknya akan berkoordinasi dengan mandor-mandor yang ada di setiap depo untuk saling mengisi. Hal ini akan dilakukan beberapa waktu ke depan sembari menunggu TPST 3R yang dibangun siap beroperasi.
Baca Juga: TPA Piyungan Akhirnya Ditutup, Begini Siasat Pemkot Jogja Atasi Persoalan Sampah
Pihaknya sendiri telah melakukan pengerukan sampah secara maksimal sehari sebelum penutupan TPA Piyungan pada Rabu (1/5/2024). Walaupun memang sekarang masih ada beberapa sampah yang masih tertahan.
"Sekarang kondisinya masih ada beberapa yang tertahan, dan sistem dakon tadi sudah mulai kita terapkan. Sekarang hampir merata tapi setidaknya tidak cepet luber," ucapnya.
Mareta mengatakan tetap akan ada pembatasan untuk pembuangan sampah ke depo-depo pascapenutupan TPA Piyungan. Kendati demikian sifatnya situasional dengan melihat kondisi.
Apalagi saat ini sudah ada TPST 3R Nitikan yang beroperasi mengolah sampah hingga 60-75 ton per hari. Ditambah dalam minggu ini ditargetkan untuk TPST 3R Kranon akan mulai beroperasi dengan kapasitas 40-45 ton per hari.
"Jadi fleksibel jam bukanya karena sangat kasuistik sekali di setiap depo dan karakter warganya juga beda-beda. Jadi kita monitoringnya juga harian dengan teman-teman yang di depo," ucapnya.
Baca Juga: Ditargetkan Awal Mei, Pemkot Jogja bakal Operasikan Satu Lagi TPST 3R
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menambahkan ada 14 depo yang tersedia di Kota Jogja. Pihaknya yakin depo-depo yang tersedia itu akan mampu menampung sampah perkotaan.
"Kondisi depo masih sangat kondusif sekali, seperti Mandala itu ya sepertiga isinya," ujar Singgih.
Di sisi lain, pihaknya menekankan kepada masyarakat untuk tetap memilah dan mengolah sampahnya dari rumah. Hal itu bertujuan agar produksi volume dari rumah tangga tidak semakin meningkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia