Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 10 Juni 2024 | 18:26 WIB
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menemui mahasiswa yang berunjukrasa di kantor DPRD DIY, Senin (10/6/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - DPRD DIY meminta maaf kepada salah satu mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang mengalami luka di kepala dalam aksi unjuk rasa penolakan Tapera di kantor DPRD DIY, Senin (10/6/2024). DPRD DIY juga akan bertanggungjawab pada kasus pemukulan yang melibatkan petugas keamanan mereka.

"Saya minta maaf atas [kasus pemukulan itu, nanti kita siapkan untuk pengobatan. Saya kira ini insiden, ini bukan mainstream tetapi ini insiden," papar Wakil Ketua DPRD DIY,  Huda Tri Yudiana disela aksi.

Huda mengungkapkan, kericuhan terjadi dimungkinkan karena kedua belah pihak emosional. Petugas keamanan yang memadamkan api saat ban dibakar oleh mahasiswa diyakini tidak ingin terjadi sesuatu di kantor tersebut.

Namun karena tersulut emosi antarkedua belah pihak, maka kericuhan pun terjadi. Karenanya Huda berharap kasus tesebut tidak perlu diperpanjang.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Kedokteran Hewan UGM Siap Kawal Kesehatan Hewan Kurban di DIY

"Saya bertanggungjawab atas itu semua, atas nama DPRD dan atas nama security saya minta maaf, tapi saya yakin tadi yang terjadi itu tanpa kesengajaan," tandasnya.

Huda memastikan, DPRD bertanggungjawab pada kasus kader PMII, Ahmad Tommy Wijaya yang mengalami luka di kepala dan petugas keamanan. Dipastikan biaya pengobatan juga akan ditanggung pimpinan DPRD DIY.

DPRD juga akan melakukan pembinaan terhadap petugas keamanan mereka. Kericuhan tersebut akan menjadi evaluasi DPRD di tingkat internal. 

"Pembinaan, kalau di internal itu jelas ya kita akan melakukan pembinaan terhadap satpam bagaimana menghadapi teman-teman kita yang berekspresi di sini. Jelas itu evaluasi bagi kami di internal tapi saya sebagai pimpinan DPRD kepada masyarakat menyampaikan permintaan maaf dan saya bertanggung jawab," imbuhnya.

Sebelumnya seratusan mahasiswa melakukan unjuk rasa di dan massa menuntut pembatalan kebijakan Tapera. Mereka membakar ban namun tiba-tiba petugas keamanan DPRD DIY memadamkannya dengan Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR). Kericuhan terjadi antara mahasiswa dan petugas keamanan yang mengakibatkan satu mahasiswa mengalami luka-luka di kepala.

Baca Juga: Ikuti Kuliah Umum, Puluhan Mahasiswa FISIP UAJY Dapat Bocoran Penting untuk Sukses di Industri Profesional

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More