SuaraJogja.id - Perubahan dan pelestarian lingkungan kekinian menjadi topik hangat. Nah, Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Yogyakarta) tampil beda dengan menggabungkan kreativitas dan komitmen untuk menciptakan kampus hijau. Bukan cuma sekadar omon-omon, UNISA memberikan bukti. Ya, mereka menjaga lingkungan dimulai dari kampus. Langkah yang ditempuh pun keren dan inspiratif. Betapa tidak, dari fermentasi sampah organik hingga memanfaatkan plastik jadi bahan bangunan, UNISA menunjukkan sustainability itu tidak hanya penting, tapi juga seru!
Eco Enzyme: Ketika Sampah Jadi Pahlawan Lingkungan
Pada Senin 12 Agustus 2024 kemarin, misalnya. Halaman Fakultas Kedokteran UNISA yang biasanya tenang tiba-tiba jadi pusat perhatian. Festival Eco Enzyme 2024 pun digelar. Acara ini bukan cuma seru-seruan, tapi juga bagian dari upaya serius UNISA buat memecahkan rekor MURI dalam kategori “Penuangan Cairan Eco Enzyme oleh Perguruan Tinggi Terbanyak di Indonesia”! Luar biasa! Eitt.. tapi tunggu dulu, apa sih sebenarnya eco enzyme itu?
Eco enzyme merupakan cairan serbaguna yang dibuat dari fermentasi sisa buah dan sayuran. Gak cuma bisa dipakai sebagai pupuk organik, eco enzyme juga bisa jadi pembersih alami yang ramah lingkungan. Dengan kata lain, eco enzyme adalah superhero yang bisa bantu kita mengurangi tumpukan sampah organik sekaligus merawat bumi.
Rektor UNISA, Dr. Warsiti, bilang bahwa festival ini bukan sekadar soal rekor, tapi bukti nyata kalau UNISA serius dalam mewujudkan kampus hijau. “Darurat sampah adalah masalah besar di Yogyakarta, dan kami di UNISA ingin menunjukkan bahwa kami gak main-main dalam menjaga lingkungan,” ujar Dr. Warsiti.
Festival ini juga jadi bagian dari strategi UNISA buat menaikkan peringkat mereka di UI GreenMetric World University Rankings—ranking yang khusus menilai kinerja lingkungan kampus. Jadi, UNISA bukan cuma berburu ranking, tapi juga memang peduli sama lingkungan!
Ecobrick: Ubah Plastik Jadi Solusi yang Keren
Kalau kamu pikir eco enzyme sudah keren, tunggu sampai kamu dengar tentang Ecobrick! Ya, UNISA sepertinya tidak bisa diam kalau urusan memecahkan rekor dan keberlanjutan. Pada kegiatan Masa Ta'aruf (MATAF) 2024, UNISA bersama 2300 mahasiswa baru berhasil bikin rekor MURI lagi dengan membuat 1917 Ecobrick.
Jadi, apa itu Ecobrick? Intinya, Ecobrick adalah bata yang terbuat dari sampah plastik—kemasan deterjen, bungkus makanan, kantong plastik, semua bisa diubah jadi bahan bangunan yang berguna.
Bayangkan, sampah plastik yang biasanya bikin pusing, sekarang bisa diubah jadi solusi kreatif yang bermanfaat. Dr. Warsiti menjelaskan, “Ini adalah simbol dari komitmen UNISA untuk tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga menunjukkan bahwa kami bisa mengubah masalah jadi solusi.” Keren, kan?
Berita Terkait
-
3 Tempat Paling Direkomendasikan untuk Berburu Takjil di Yogyakarta
-
'Berbagi Bahagia 1.730 Paket Sembako' di Yogyakarta, Aksi Nyata BRI Peduli Masyarakat
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Hindari Kepadatan Mudik, Menhub ungkap Perpanjangan WFA Bagi ASN
-
Kebakaran Gerbong Kereta di Yogyakarta, Menhub Perintahkan Evaluasi Total KAI
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
Terkini
-
Berdayakan Tukang Becak Kayuh di Bulan Ramadan, Muhammadiyah Bagikan Becak Listrik 1912
-
Pedagang di Gunungkidul Keluhkan Pasar Kian Sepi, Sebagian Terpaksa Memilih Tutup
-
Sambut Arus Mudik, Terminal Wonosari Gelar Ramp Check dan Siapkan Karpet Lesehan di Ruang Tunggu
-
Batal Dibuat Satu Arah, Plengkung Gading Ditutup Total
-
Papua Global Spices, UMKM Papua Barat yang Sukses Tembus Pasar Dunia Berkat BRI