SuaraJogja.id - Polisi tidur atau pita penggaduh yang ada di Jalan Letjen Suprapto, Kota Jogja menjadi sorotan warga Jogja baru-baru ini. Pemasangan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta pada Kamis (19/9/2024) lalu mendapat kritik.
Bahkan beberapa waktu lalu, salah seorang pengendara motor mengabadikan momen spakbor motornya yang patah hingga terlepas dari bagian motornya.
Hal itu ramai disorot di media sosial. Salah satu akun X atau Twitter, @merapi_uncover membagikan momen di mana pengendara kehilangan spakbor motornya saat melintasi polisi tidur itu.
"Mantap enggak nih, harusnya dikasi tembok atau beteng om. Sekalian itu lintasan skateboard biar yang lewat punya bakat terlatih semua, niat menikmati Minggu pagi ke Alun Alun, malah jadi main ke bengkel. Oiya dibelakang setelah saya juga ada mas-mas yang lewat keyles nya jatuh," tulis caption video tersebut dikutip Senin (23/9/2024).
"Sebenernya saya kasian sama ibu ibu tadi bawa belanjaan 1 kronjot plastiknya ada yang jatuh plus tosa bawa galon udah kaya mau rontok baknya. Terserah yang mau menyalahkan saya bawa motornya banter at-taubah gimana (Kalo saya banter yang patah bukan spakbor, tapi mesin saya jatuh gogrok) semoga yang doa baik kembali ke kalian juga, dan tidak menjadi korban yang disalahkan," tambahnya.
Terlihat dalam video, sepeda motor yang dikendarai oleh pria dan wanita tersebut sudah berhenti di pinggir jalan. Spakbor motor yang berfungsi menutupi ban depan sudah patah dan terlepas.
Pengendara lain pun yang akan melintasi jalur tersebut juga terlihat sangat berhati-hati.
Untuk diketahui polisi tidur atau pita penggaduh tersebut dipasang sebanyak empat buah dengan jarak 300 meter.
Ramainya pengendara yang menjadi korban di Jalan Letjen Suprapto itu sudah ditanggapi oleh Kepala Dishub Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho.
Baca Juga: Senandung Serak Warga Ringinsari di Tengah Kusutnya Pembangunan Tol Solo Jogja
Pemasangan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas yang banyak terjadi di kawasan tersebut.
"Jadi memang upaya kita adalah bicara keselamatan," ujar Agus Arif beberapa waktu lalu.
Menjawab tudingan warga yang menyebut ukuran polisi tidur terlalu tinggi, Agus mengungkapkan bahwa pemasangan itu sudah diperhitungkan. Termasuk tingginya yang hanya mencapai 3 cm.
Ia juga mengungkapkan bahwa kecepatan kendaraan saat melintasi polisi tidur bisa mempengaruhi kondisi motor ketika dikendarai. Ia menjelaskan bahwa jika pengendara memacu kendaraan lebih dari 15 km/jam guncangan itu akan terasa.
"Awalnya mungkin terasa, tapi saat melintas dengan kecepatan 15 km/jam, tidak akan terasa. Kecepatan maksimal di jalan kota ini adalah 30 km/jam. Maka, jika kita melewati titik tersebut dengan kecepatan 15 km/jam, insya Allah tidak ada masalah," ujar Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 12 Kode Redeem FF Hari Ini 6 Juli 2025, Emote dan Skin Senjata Spesial Event Faded Wheel
- Siapa Finn Dicke? Gelandang Keturunan Indonesia Incaran PSSI Latihan Bersama Rafael Struick
- Update Harga Honda Vario Juli 2025, Mending Beli Baru atau Motor Bekas?
Pilihan
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
-
Heboh Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Netizen Bandingkan Isi Menu MBG ke Jurnalis Inggris
-
Siap-siap! Hari Ini Dua Emiten COIN dan CDIA dengan Minat Investor Tinggi Lakukan IPO
-
Daftar Harga Tiket Konser My Chemical Romance Jakarta, Presale Mulai 9 Juli
-
5 Rekomendasi HP NFC Murah Terbaru Juli 2025: Dompet Aman, Transaksi Lancar!
Terkini
-
BRI Perkuat Peran dalam Green Economy Lewat Green Financing Hingga Capai Rp89,9 Triliun
-
Eksekusi Paksa Satu Rumah di Lempuyangan: Penghuni Layangkan Gugatan, LBH Siap Lawan PT KAI
-
Dari TKI Ilegal ke Kurir Sabu Tisu Basah, Tato Artis Jadi Pintu Masuk Sindikat Internasional
-
Sabu Cair dalam Tisu Basah: Jaringan Narkoba Internasional Gemparkan Yogyakarta!
-
Tisu Basah Berisi Sabu, Polda DIY Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Negara di Bandara YIA