Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:05 WIB
Kondisi Gunung Merapi di Sleman, DIY, Jumat (16/8/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 4-10 Oktober 2024.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 200 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/10/2024).

Sementara itu suara guguran terdengar 8 kali dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang. BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles 5 dan Babadan2.

Baca Juga: Gempur Miras Digital, Pemda DIY Perketat Pengawasan Penjualan Online

Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava dan awan panas guguran. Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik," ucapnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 963 kali. Disusul gempa tektonik sebanyak 10 kali, lalu gempa fase banyak 39 kali dan 2 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," tuturnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,1 cm per hari relatif sama dibandingkan minggu lalu.

Baca Juga: Hadapi Deflasi, DIY Gencarkan Kampanye Beli Produk Lokal

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujar dia.

Load More