Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 06 Desember 2024 | 15:58 WIB
Gus Miftah (instagram)

SuaraJogja.id - Aktivis sosial Yogyakarta, Baharuddin Kamba, memberikan tanggapan atas keputusan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembina Sarana Keagamaan.

Panasnya media sosial akhir-akhir ini salah satunya adalah pernyataan kontroversi Gus Miftah yang dituding menjatuhkan martabat penjual es teh ketika berceramah di Magelang.

Kamba mengapresiasi dengan keputusan Miftah yang mundur dari jabatan strategis di Koalisi Merah Putih Prabowo-Gibran itu. Meski begitu ia juga mengingatkan presiden untuk lebih ketat memilih pejabat baru ke depanya.

"Langkah mundur yang diambil Miftah ini juga sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus sikap gentleman. Sebagai pejabat publik, tindakan mengumpat dengan kata-kata kasar, terutama kepada masyarakat kecil seperti pedagang es teh, tentu tidak pantas. Terlebih lagi, kejadian ini terjadi di hadapan banyak orang dan viral di media sosial," ujar Kamba dalam keteranganya, Jumat (6/12/2024).

Baca Juga: 3 Pejabat dengan Masa Tugas Tersingkat di Kabinet, Terbaru Gus Miftah

Tak hanya mengumpat ke pedagang saja, Gus Miftah diketahui juga pernah melontarkan kata-kata kasar kepada pelawak senior Yati Pesek, yang videonya kembali ramai dibicarakan.

Selain itu, Kamba berharap Presiden Prabowo Subianto lebih selektif dalam memilih pejabat di kabinet mendatang.

"Pemeriksaan rekam jejak dan jejak digital harus dilakukan secara menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang di masa depan," harapnya.

Menurutnya, pejabat publik yang melakukan kesalahan dan menjadi sorotan di media sosial diharapkan segera meminta maaf secara langsung kepada masyarakat, tanpa menunggu perintah dari atasan. Tindakan ini mencerminkan rasa tanggung jawab dan kesadaran akan kesalahan yang telah diperbuat.

Viralnya soal umpatan terhadap pedagang es oleh Gus Miftah harus menjadi perhatian Presiden Prabowo. Kamba berharap presiden tidak memberikan posisi baru kepada Miftah.

Baca Juga: Hina Penjual Es Teh hingga Sebut PKS Wahabi, Ini 8 Kontroversi Gus Miftah yang Mundur dari Utusan Khusus Presiden

"Karena tidak ada jaminan bahwa Miftah tidak akan mengulangi kesalahan yang sama jika kembali menduduki jabatan publik. Bahkan, jika tawaran jabatan baru datang, Miftah seharusnya menolaknya," pesan dia.

Kasus ini, kata Kamba menjadi pengingat penting untuk tidak merendahkan orang lain, apa pun profesinya, termasuk pedagang kecil seperti penjual es teh. Selama seseorang tidak melakukan tindakan merugikan seperti korupsi atau pelanggaran hukum lainnya, ia tetap layak dihormati dan dihargai.

Dengan pengunduran diri ini, Kamba berharap kasus serupa tidak terjadi lagi, dan pejabat publik dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik serta bijak dalam bersikap di hadapan masyarakat.

Load More