SuaraJogja.id - Ekonom UGM Yudistira Hendra Permana menyoroti komunikasi publik pemerintah usai akhirnya menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen hanya berlaku untuk barang dan jasa yang tergolong mewah.
Pola komunikasi yang dilakukan pemerintah dinilai buruk untuk kelangsungan perekonomian di Indonesia. Sebab dapat berdampak pada inflasi dan kepercayaan investasi di mata dunia.
Menurut Yudis, pola komunikasi pemerintah tersebut seolah sudah menjadi pakem. Dimulai dengan melempar wacana kepada publik terkait dengan aturan yang hendak diterbitkan.
"Ketika pemerintah itu mau menerbitkan suatu aturan, itu biasanya mau tes the water dulu, biasanya aturan-aturan yang sifatnya itu krusial, terus langsung nyentuh masyarakat kelas bawah dan sebagainya atau menengah ke bawah itu biasanya memang tes the water. Mulai dari BBM, PPN ini dan sebagainya," kata Yudis saat dihubungi, Kamis (2/1/2025).
Lantas setelah ramai, pemerintah diam beberapa saat. Hingga pada akhirnya di hari pengumuman seolah muncul bak seorang pahlawan dengan membatalkan sendiri wacana itu.
"Ini sebenarnya pola-pola cara-cara komunikasi publik yang tidak baik, yang buruk. Karena ini akan menyebabkan ketidakpastian," tegasnya.
"Ketika kita sudah mendengar hal seperti itu, maka biasanya harga-harga kadang ada yang dinaikkan dan pengumuman-pengumuman itu sudah ada, nah ini kan menimbulkan resiko," imbuhnya.
Disampaikan Yudis, buruknya komunikasi publik pemerintah itu dapat berdampak pada aktivitas ekonomi yang tak baik pula. Resiko paling gampang adalah terjadinya inflasi.
"Ada resiko itu, inflasi yang sebetulnya tidak berasal dari inflasi yang semestinya karena ketakutan, respons negatif, itu bukan sumber inflasi yang baik," tegasnya.
Baca Juga: Aksi Tolak PPN 12 Persen, Aliansi Rakyat Peduli Indonesia Geruduk Kantor Pajak Yogyakarta
Belum lagi kemudian pola pengambilan kebijakan yang tidak jelas, kata Yudis bakal berpengaruh pada investasi di Indonesia yang minum. Menurutnya kepercayaan investor sangat dipengaruhi dengan pola-pola pengambilan keputusan tersebut.
"Ini efek-efek hubungan internasional dan global ekonomi juga akan jelek. Reputasi kita di tingkat global akan jelek. Ini adalah situasi di mana pemerintah ini tidak kompeten dalam melakukan kajian serta melakukan komunikasi publik untuk yang satu ini," tandasnya.
Apalagi pola semacam ini bukan hanya untuk PPN saja. Ada beberapa kebijakan sebelumnya yang juga menggunakan pola komunikasi dan pengambilan keputusan yang sama.
"Saya paham bahwa masalahnya itu fiskal kita kurang, tertekan, banyak pengeluaran yang akan terjadi di tahun ini, itu memang masalah besar bagi pemerintah tapi cara-cara seperti ini juga akan ikut membuat masyarakat menjadi penuh dengan ketidakpastian yang risikonya kenaikan harga, dan ketidakjelasan ekonominya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sumber Dana Makan Bergizi Gratis di Kendari Pakai Uang Pribadi Prabowo, Diambil dari Sisa Uji Coba
-
Prabowo Top 10 Pemimpin Dunia 2025: Rocky Gerung Soroti 'Wajah Baru' Ekonomi Politik Indonesia
-
Rocky Gerung: Prabowo Harus Siapkan Formula untuk Membuktikan Presiden Indonesia Bisa Setanding dengan Putin
-
Prabowo Tak Pantau Langsung Hari Pertama Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Begini Penjelasan Elite Gerindra
-
DJP Bidik Tambah Cuan Rp3,5 T dari Pajak Barang Mewah 12 Persen
Terpopuler
- Kabar Duka, Pengacara Alvin Lim Meninggal Dunia
- Farhat Abbas Ungkap Alvin Lim Meninggal Dunia di Rumah Sakit Saat Cuci Darah
- End Game, Uang Donasi Agus Salim Rp1,3 Miliar Disalurkan ke Korban Bencana Alam
- Media Belanda: Mees Hilgers Tidak Akan Bergabung...
- Coach Justin ke Elkan Baggott: Selesai Lu! Lu Siapa?
Pilihan
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Pernah Membunuh Orang saat Ngebut di atas Mobil Sport
-
Tesla vs BYD, Siapa Raja Mobil Listrik 2024?
-
Fabrizio Romano: Done Deal, Patrick Kluivert Pelatih Timnas Indonesia
-
Februari 2025, Jadwal Pelaksanaan MBG di Bontang Jadi yang Paling Akhir?
-
Makan Bergizi Gratis di Solo Masih Abu-abu, Padahal Rumah Wapres Lho
Terkini
-
Pengundian Kios Tengah Dilakukan, Pedagang Teras Malioboro 2 Bersiap Direlokasi
-
Shin Tae-Yong Dipecat, Pengamat Asal Jogja Bahas Risiko Timnas di Kualifikasi Piala Dunia
-
Waspada PMK di DIY, Fapet UGM Bentuk Satgas Tanggap Darurat
-
Ratusan Sapi di Gunungkidul Terjangkit PMK, DPRD Desak Status KLB
-
Harus Penuhi Kebutuhan 150 Ribu Siswa SMA/SMK Jogja, SPPG Belum Siap Laksanakan MBG