SuaraJogja.id - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Kabupaten Bantul mengalami lonjakan signifikan. Hingga saat ini, tercatat 32 ekor sapi mati, 322 sapi terpapar PMK, dan dua ekor sapi dipotong paksa akibat terinfeksi.
Sebagai langkah pencegahan penyebaran lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memutuskan untuk menutup sementara Pasar Hewan Imogiri selama dua pekan, terhitung mulai 14 - 27 Januari 2025.
"Penutupan ini dilakukan karena pasar hewan menjadi titik berkumpulnya ternak dari berbagai daerah yang berisiko tinggi menyebarkan PMK. Langkah ini bagian dari upaya kami untuk memutus rantai penularan," kata Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, Senin (13/1/2025).
Keputusan ini juga merujuk pada Surat Edaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nomor 04025/PK.3201/12/2024 tentang kesiapsiagaan terhadap peningkatan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) karena perubahan musim dan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Pasar Hewan Imogiri menjadi satu-satunya pasar hewan di Bantul yang ditutup karena aktivitas jual beli ternak sapi hanya terjadi di pasar tersebut. DKPP berharap masyarakat dapat bekerja sama untuk memutus rantai penyebaran PMK selama masa penutupan.
"Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dan memantau kondisi kesehatan ternaknya. Segera laporkan jika ada gejala PMK agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat," tutup Joko.
Selain menutup pasar hewan, DKPP juga mengimbau masyarakat dan pelaku usaha peternakan untuk tidak melakukan aktivitas jual beli sapi, baik di dalam maupun di luar pasar hewan, selama masa penutupan. DKPP juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kawasan Pasar Hewan Imogiri.
Pihaknya sudah mengajukan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) ke Pemkab Bantul untuk pembelian obat PMK dan penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi terdampak. Saat ini DKPP juga menunggu alokasi vaksin PMK dari pemerintah pusat untuk membantu menekan lonjakan kasus.
"Hingga saat ini, vaksin tersebut belum tersedia," tuturnya.
Joko menjelaskan bahwa sejumlah peternak yang sapinya mati akibat PMK telah memiliki asuransi ternak. Dengan membayar premi Rp40 ribu per ekor sapi, peternak yang kehilangan ternaknya bisa mengklaim asuransi senilai Rp10 juta.
"Kami berharap langkah-langkah ini dapat membantu para peternak yang terdampak dan mencegah penyebaran PMK lebih lanjut," ujar dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Siswa SD di Medan Dihukum Belajar di Lantai Gegara Nunggak SPP, Menko PMK: Saya Belum Monitor
-
Wajib Dihabiskan, Begini Ekspresi Para Siswa SLB Santap Menu MBG di Depan Menko Pratikno
-
Klaim Menu Terbaik Meski Tanpa Susu, Menko Praktikno Ikut Bagikan Makan Bergizi Gratis ke SLB: Saya Gak Kebagian
-
Gejala HMPV Mirip Flu, Bisakah Memicu Pandemi Baru? Ini Kata Ahli
-
Tanda-tanda Anak-anak Terpapar Virus HMPV yang Harus Diwaspadai, Terdeteksi di Indonesia!
Terpopuler
- Baru Tiba di Bangkok, Pratama Arhan Jadi Korban Pemukulan
- STY Tiba-tiba Muncul Saat Patrick Kluivert Datang: Kemarin ke Mana?
- Imbas Doa dan Ceramah Terbarunya Jadi Sorotan, Gus Miftah Trending Lagi di X
- Tolak Mobil Dinas Gubernur Jawa Barat, Ini Daftar Koleksi Mobil Mewah Dedi Mulyadi
- Elkan Baggott: Bali United...
Pilihan
-
Mengenal Airdrop Hunter yang Viral Digerebek Polisi, Benarkah Melanggar Hukum?
-
Belum Saling Koordinasi, Kemenperin Akui Tak Tahu Rencana Penarikan Cukai dari Minuman Manis Dalam Kemasan
-
Pelaksanaan Program MBG di Balikpapan Tertunda Lagi, Tak Ada Kepastian
-
Mengira-ngira Gaji Asisten Pelatih Timnas Indonesia Alex Pastoor: Lebih Tinggi STY?
-
Profesor Unmul: MBG Penting untuk Siswa Kurang Mampu di Kalimantan Timur
Terkini
-
KDRT, Judi Online, dan Alkohol Picu Ratusan Perceraian di Yogyakarta Tahun 2024
-
DIY Dapat Kuota Haji 2025 Sebanyak 3.147, Lansia Diprioritaskan
-
Kemenangan Gemilang atas Persebaya, Modal Berharga PSS Sleman Tatap Laga Selanjutnya
-
DIY Pilih Percepat Vaksinasi dan Sterilisasi ketimbang Tetapkan Status Darurat PMK, Ini Penjelasannya
-
Darurat PMK, Bantul Hentikan Jual Beli Sapi, Vaksin masih Dinanti