Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 27 Januari 2025 | 18:13 WIB
ilustrasi belalang goreng (Instagram/jogjascrummy)

SuaraJogja.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan serangga seperti belalang dan ulat berpotensi menjadi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah tertentu. Hal itu menyusul beberapa jenis serangga yang layak untuk dikonsumsi. 

Lantas bagaimana dengan kandungan gizi dari sejumlah serangga tersebut? Apakah aman dikonsumsi bagi anak-anak?

Ahli Gizi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo menuturkan ada beberapa serangga yang biasanya dikonsumsi masyarakat di sejumlah daerah. Mulai dari belalang, jangkrik, laron hingga ulat sagu.

Belalang sendiri biasanya dikonsumsi oleh masyarakat di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Diungkapkan Toto, belalang pun memiliki sejumlah keunggulan dari segi kandungan gizi.

Baca Juga: Selain EWS, Ini Strategi Mitigasi Tanah Longsor dari Ahli Geologi UGM

"Kelebihan dari belalang itu ketika digoreng matang histaminnya hilang yang bikin alergi itu hilang, kalau digoreng kering itu ada kelebihan dalam kalsium karena tulang belalang bisa langsung dikonsumsi," ungkap Toto, saat dihubungi, Senin (27/1/2025).

"Lalu kandungan zat gizi dalam belalang itu ketika digoreng itu yang jelas ada kandungan lemak yang untuk menggoreng sendiri itu bermanfaat karena cukup banyak menyerap minyak," imbuhnya.

Selain itu khusus untuk belalang dilanjutkan Toto, mengandung protein hewani. Kandungan itu sebagai growth hormon atau hormon pertumbuhan, serta dapat berfungsi sebagai hormon memperbaiki jaringan yang rusak.

"Lalu sebagai alat angkut untuk mineral tertentu di dalam tubuh sehingga tidak kekurangan zat gizi misalnya anemi lalu kekurangan vitamin A dalam tubuh, zodium untuk pertumbuhan," ucapnya.

Kendati demikian, pengolahan belalang harus diperhatikan dengan baik. Pasalnya pada belalang terkandung banyak salmonella typhosa atau bakteri yang menyebabkan demam tifoid atau tipes. Serta histamin penyebab alergi jika tidak dimasak dengan matang.

Baca Juga: Tanggapi Wacana Perguruan Tinggi Dapat Konsesi Tambang, UGM Pastikan Belum Ada Pembahasan

"Itu kerjakan oleh pemasak yang profesional sehingga aman untuk dikonsumsi, yang memungkinkan memang belalang, sama jangkrik memungkinkan sekali itu," tuturnya.

"Kalau kandungan gizinya kami tidak meragukan, per 100 gram itu protein belalang yang digoteng itu hampir sekitar 12-15 gram protein artinya akan menyumbang sepertiga dari kebutuhan protein yang ada. Cukup baik," tambahnya.

Kendati memiliki berbagai kandungan gizi yang baik, Toto mengatakan ada persoalan ketersediaan serangga yang harus diatasi. Mengingat dari segi jumlah serangga-serangga itu tak bisa dibandingkan ketersediaannya ketimbang ikan maupun telur.

"Apakah produksinya banyak itu kan pertanyaan kita ke depannya. Kalau misalnya ikan telur sudah disiapkan untuk diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat sehingga ketersediaan bahan itu tersedia terus walaupun dikonsumsi oleh sekian banyak orang," pungkasnya.

Load More