Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 08 Mei 2025 | 16:15 WIB
Kapolsek Bulaksumur, Kompol Tjatur Atmoko memberi keterangan kepada wartawan, Kamis (8/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Kasus tewasnya pria di salah satu indekost kawasan Jln. Pandega Martha, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, Selasa (22/4/2025) lalu bukan merupakan dosen.

Hal itu diungkapkan Kapolsek Bulaksumur, Kompol Tjatur Atmoko bahwa korban berinisial MN (30) bukan merupakan tenaga pengajar tetap di perguruan tinggi mana pun.

Korban adalah seorang guru privat yang lebih banyak bekerja secara daring dan telah menyelesaikan studi S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Korban juga diketahui tidak menempuh studi S3.

Baca Juga: Misteri Kematian Dosen Asal Semarang di Sleman: Polisi Periksa 4 Saksi, Tunggu Hasil Forensik

"Informasi korban itu memang alumni universitas di Sleman yang sudah menyelesaikan studi S2. Memang kalau sebagai dosen itu tidak. Korban itu dia sebagai guru privat, tapi bukan sebagai dosen," kata Tjatur kepada wartawan di Mapolresta Sleman, Kamis (8/5/2025).

"Tapi bukan S3 ya, sudah lulus S2 dari UGM tapi tidak dosen," imbuhnya.

Informasi itu didapat dari keterangan pihak keluarga korban.

Namun, Tjatur bilang pihaknya tak mengetahui lebih detail seputar kegiatan mengajar korban seperti jenjang siswa yang diajar dan lainnya.

"Kami kurang tahu [les jenjang apa]. Jadi privat jarak jauh, secara online," ucapnya.

Baca Juga: Rentetan Maut di Kos Jogja Kembali Terjadi! Dosen Jadi Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Diungkapkan Tjatur bahwa aktivitas korban dalam beberapa waktu terakhir lebih banyak dilakukan secara daring.

Korban disebut enggan melakukan pertemuan langsung dan memilih mengajar secara online dari kos.

"Cuma sebelum kejadian itu [ditemukan meninggal dunia] dia beberapa hari sudah mengurung diri, untuk tatap muka enggak mau, biasanya dia jarak jauh," ungkapnya.

Terkait penyebab kematian korban, pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil autopsi dari RSUP Dr. Sardjito.

Proses tersebut disebut dapat memakan waktu hingga sebulan lebih.

Selain itu, rekaman CCTV yang bisa menjadi petunjuk dalam penyelidikan juga masih dilakukan identifikasi oleh Polda DIY.

"CCTV sekarang baru di Polda juga, baru diidentifikasi Polda juga karena alatnya yang ada di sana.

Nanti nunggu sama-sama yang dari Sardjito juga. Mohon waktu," tuturnya.

Temuan Mayat di Kos

Diberitakan sebelumnya sesosok mayat ditemukan di sebuah kamar indekost di kawasan Jln. Pandega Martha, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, Selasa (22/4/2025) pagi.

Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah dan sudah membusuk.

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian menuturkan penemuan jasad tersebut berawal dari bau menyengat yang tercium oleh penghuni kost lain.

Kecurigaan itu mengarah pada salah satu kamar yang tidak terlihat aktivitas penghuninya.

"Pemilik kos dapat laporan dari penghuni lain, setelah lakukan pemeriksaan oleh pemilik kos diketemukan bahwa korban sudah dalam kondisi tergeletak dan bersimbah darah," ungkap Adrian, kepada wartawan, Selasa siang.

Polisi yang mendapat laporan itu langsung memeriksa lokasi dan melakukan olah TKP.

Prosesnya pun berlangsung cukup lama sebelum akhirnya korban dievakuasi.

Dari pantauan di lokasi saat evakuasi, sejumlah petugas terlihat menggunakan alat pelindung diri lengkap saat memasuki kamar yang berada lantai dua.

Bau tak sedap sempat menyebar hingga ke luar bangunan.

Adrian mengatakan tim identifikasi dari Satreskrim Polresta Sleman dan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) telah diterjunkan. Jenazah korban pun sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bayangkara.

Adapun identitas korban berinisial MN (30) laki-laki asal Semarang. Polisi enggan membeberkan lebih lanjut terkait luka yang terdapat pada tubuh korban.

"Nanti tunggu hasil forensik," imbuhnya.

Petugas juga belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai dugaan penyebab kematian korban.

Kendati demikian, Adrian bilang pihaknya masih terus menyelidiki kasus ini.

Termasuk memeriksa saksi-saksi dan CCTV di indekost tersebut. Namun memang Adrian bilang ada beberapa barang yang diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Mungkin nanti untuk terkait masalah luka atau penyebab mungkin nanti dari hasil tim forensik," imbuhnya.

Load More